Jakarta, CNN Indonesia -- Gempa bumi yang mengguncang Kabupaten Lebak, Banten tidak memengaruhi status Gunung Anak Krakatau. Gunung yang berada di Selat Sunda tersebut masih berstatus level II atau waspada.
"Sementara ini enggak ada pengaruhnya," kata Kepala Pos Pemantauan Gunung Anak Krakatau Lampung, Andi Suardi, melalui pesan singkatnya, Jumat (26/1).
Andi mengatakan, pos akan terus memantau perkembangan Gunung Anak Krakatau. Namun, kata dia tidak ada pantauan khusus terhadap gunung itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seperti biasa saja," kata dia.
[Gambas:Video CNN]
Pada Desember 2017, Gunung Anak Krakatau sempat dipantau secara intensif. PVMBG sempat merilis 18 gunung berapi di Indonesia yang naik status menjadi Waspada pascameletusnya Gunung Agung di Karangasem, Bali, dan naik statusnya Gunung Sinabung, Sumatera Utara.
Salah satu gunung yang dinaikan statusnya menjadi waspada adalah Gunung Anak Krakatau.
Gempa bumi terus terjadi di wilayah Lebak, sejak gempa berkekuatan 6,1 Skala Richter mengguncang pertama kali pada Selasa (23/1) dikhawatirkan masyarakat akan berpengaruh pada aktivitas Gunung Anak Krakatau. Tercatat, hingga Jumat (26/1), telah terjadi sebanyak 53 kali gempa bumi.
Prakirawan dari BMKG Klas I Serang, Trian, mengatakan, belum dapat memprediksi kemungkinan terjadinya gempa susulan.
"Lokasi gempa sekarang berdekatan, walaupun berbeda," kata Trian.
Namun, dia mengatakan, gempa di Kabupaten Lebak akan berlangsung lama, karena frekuensi gempa susulan masih terus terjadi.
"Kenapa terjadi gempa susulan, kita belum tahu pasti, karena itu perlu ada kajian. Jadi gempa tektonik, Indo-Australia di Selatan Banten," terangnya.
(ugo/yan)