Dicap Radikal, Ustaz Somad Duga Netizen Miskin Paket Data

Priska Sari Pratiwi | CNN Indonesia
Minggu, 04 Feb 2018 14:24 WIB
Ustaz Abdul Somad menduga tudingan radikal terhadapnya muncul karena netizen menonton video tidak secara utuh akibat keterbatasan paket data.
Ustaz Abdul Somad, di masjid Sunda Kelapa, Jakarta, Minggu (4/2). Ia mengeluhkan tudingan radikal yang dialamatkan kepadanya. (Foto: Dok. Biro Pers Setwapres)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ustaz Abdul Somad mengeluhkan tuduhan masyarakat yang menyebutnya sebagai ustaz radikal. Tudingan ini diduga karena netizen Indonesia tidak menonton ceramahnya secara utuh akibat keterbatasan paket data lantaran keterbatasan ekonomi.

“Banyak orang nuduh saya di internet, katanya saya jihad keras, ustaz radikal. Pasti dia nonton pas saya (mengatakan pada video itu) ‘labbaik allahumma labbaik’,” ucap Somad dengan suara keras saat mengisi kuliah duha bersama Wakil Presiden sekaligus Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla di masjid Sunda Kelapa, Jakarta, Minggu (4/2).

Hal ini disampaikan Somad terkait dengan salah satu ceramahnya yang banyak beredar di media sosial. Ceramah itu menampilkan Somad yang tengah mengucapkan kalimat talbiyah atau bacaan bagi orang yang akan haji/umrah berupa ‘labbaik allahumma labbaik’ dengan keras.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diketahui, kalimat tersebut berarti, 'Kami memenuhi panggilan-Mu, ya Allah dan kami memenuhi panggilan-Mu.

Somad lantas kembali mengucapkan kembali doa tersebut dengan suara yang lebih lembut.

"Coba nonton (tayangan video dengan kalimat talbiyah) yang lembut tadi,” katanya, disambut tawa dari peserta kuliah duha.

Pengajar di Universitas Riau ini pun menduga, tuduhan radikal itu datang akibat masyarakat Indonesia pada umumnya tak memiliki paket data untuk mengakses internet dengan baik.

Hal itu, menurutnya, yang membuat masyarakat tak menonton video ceramahnya secara lengkap.

"Yang jadi masalah, dia tidak bisa nonton lama. Paket tidak ada. Betul kata Pak JK, masalah kita ini masalah ekonomi,” katanya.

Dalam acara kuliah duha ini, hadir pula Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) sekaligus Wakil Ketua Majelis Pakar DMI Budi Gunawan dan Wakil Ketua Umum DMI yang juga Wakapolri Komjen Syarifudin.

Sebelumnya diberitakan, Somad sempat ditolak masuk Hongkong pada Desember 2017. Ia saat itu dijadwalkan memberi ceramah setelah mendapat undangan dari TKI di Hong Kong.


Tudingan radikal mengemuka. Somad sebelumnya juga pernah ditolak sekelompok masyarakat saat akan mengisi ceramah di Bali.

(arh/gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER