Hindari Konflik, Yenny Wahid Tegaskan Netral di Pilgub Jatim

RZR | CNN Indonesia
Selasa, 06 Feb 2018 05:13 WIB
Yenny Wahid menegaskan dirinya akan netral dan tak berpihak terhadap semua kandidat yang bersaing dalam Pemilihan Gubernur Provinsi Jawa Timur 2018 nanti.
Yenny Wahid menegaskan dirinya akan netral dan tak berpihak terhadap semua kandidat yang bersaing dalam Pemilihan Gubernur Provinsi Jawa Timur 2018 nanti. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur The Wahid Institute (TWI) Yenny Wahid menegaskan bahwa dirinya dan TWI akan netral dan tak berpihak terhadap semua kandidat yang bersaing dalam Pemilihan Gubernur Provinsi Jawa Timur 2018 nanti.

"Kami semua mengambil jarak yang sama terhadap semua kandidat," ucap Yenny di kantor TWI, Jakarta Pusat, Senin (5/2).

Langkah ini Yenny diambil dikarenakan dua kandidat yang bersaing pada Pilkada Jawa Timur tahun ini adalah para tokoh-tokoh Nahdhatul Ulama (NU).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Yenny mengatakan, sikap ini diambil agar tak terjadi konflik kepentingan yang nantinya dapat berdampak buruk bagi soliditas di internal NU.

"Jadi takutnya ada konflik kepentingan yang bisa berdampak ke NU," kata Yenny.

Oleh sebab itu, Yenny mengatakan dibutuhkan pihak yang bisa menjadi penengah. The Wahid Institute dan dirinyabberniat untuk mengambil peran tersebut.

"Perlu ada pihak-pihak yg bisa mendamaikan masyarakat ketika konfliknya terlalu tajam. Kami mengambil peran itu," pungkas Yenny.

Diketahui, Pemilihan gubernur Jawa Timur 2018 kini telah diisi dua pasangan bakal calon. Dua pasangan yang sudah mendeklarasikan diri yakni Saifullah Yusuf-Puti Guntur yang diusung PDI Perjuangan dan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak yang resmi diusung Partai Demokrat.

Diketahui bahwa Gus Ipul dan Khofifah Indar Parawansa merupakan tokoh berlatar belakang NU yang kuat.


Diketahui bahwa Gus Ipul pernah tercatat sebagai Ketua organisasi kepemudaan NU GP Ansor dan menjadi salah satu Ketua di PBNU di bawah kepemimpinan KH. Said Aqil Siraj.

Selain itu, Khofifah diketahui pernah menjabat sebagai Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) periode 2000 - 2005.

Kompetisi antardua pasangan ini diprediksi menjadi pertarungan sengit dalam gelaran pilgub Jatim. Terlebih pilgub 2018 menjadi kali ketiga bagi Khofifah untuk bertarung dengan Saifullah alias Gus Ipul.

Pada 2008, Khofifah berpasangan dengan Mudjiono. Namun pasangan yang diusung PKB ini kalah oleh Soekarwo-Gus Ipul. Kemudian pada pilgub Jatim 2013, Soekarwo-Gus Ipul kembali memenangkan pemilihan dan mengalahkan Khofifah-Herman Surjadi dengan selisih suara sekitar dua juta pemilih. (rah)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER