Aher Tampik Penggunaan Lahan Sebab Tunggal Longsor Puncak

CNN Indonesia | CNN Indonesia
Rabu, 07 Feb 2018 11:39 WIB
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan klaim pemerintah selalu menghijaukan hutan gundul, menambah sumber resapan di Puncak, dan menata DAS Ciliwung.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (kiri) saat meninjau proses evakuasi korban longsor di Desa Warung Menteng, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (6/2). (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menampik soal penggunaan lahan di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor menjadi penyebab utama longsor awal pekan ini.

"Saya kira banyak faktor, ya. Kalau kawasan-kawasan gundul kan terus kita perbaiki," ujar pria yang karib disapa Aher itu saat menghadiri rapat koordinasi Kementerian Dalam Negeri dengan gubernur seluruh Indonesia di Jakarta, Rabu (7/2).


Aher mengklaim, pemerintah wilayah setempat selalu berupaya menghijaukan hutan gundul dengan membuat lubang-lubang resapan biopori, menambah sumber resapan di Puncak tiap tahun, dan terus berupaya menata daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian vila-vila yang salah atau melanggar aturan tata ruang juga sudah kita tertibkan terus. Tidak ada di antara kita yang ingin ada musibah," kata Aher.

Aher menambahkan, Pemprov Jabar bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), termasuk TNI dan Polri untuk melakukan mitigasi bencana guna mengatasi dampak longsor lebih lanjut. Dia juga mengaku berkoordinasi dengan semua pihak terkait pemilik hutan dan perkebunan di Puncak.

"Kawasan hutan kan (milik) pemilik besar. Kemudian, Sungai Ciliwung juga adalah yang dikelola pusat selama ini. Jadi saya katakan, pasti terjadi koordinasi," ujarnya.

Sejumlah tim evakuasi melanjutkan pencarian terhadap tiga orang yang diduga hilang akibat longsor di Riung Gunung, Puncak, Jawa Barat. (CNN Indonesia/Gloria Safira Taylor)


Bentuk mitigasi lainnya adalah dengan membersihkan jalan dari timbunan tanah meski hujan deras terus mengguyur.

"Kalau timbunan tanahnya kan hampir selesai, tetapi kan hujan terus-terusan masih terjadi, curah hujan sangat tinggi, dan biasanya 30 sampai 50 mililiter per detik. Sekarang sampai setiap harinya itu 155 mililiter per detik," katanya.

Menurutnya, intensitas hujan dalam sepekan terakhir di wilayahnya tiga kali lipat lebih tinggi dibanding biasanya.

Oleh karena itu, lanjutnya, meskipun badan jalan cepat selesai dibersihkan dari timbunan tanah, Kementerian Perhubungan dan Direktorat Jenderal Bina Marga sepakat untuk memutuskan jalur puncak dari Gunung Mas menuju Ciloto, Cianjur selama 10 hari.

Kemarin ketika meninjau lokasi longsor Puncak Bogor di titik Riung Gunung, Aher menegaskan mendukung normalisasi hutan di kawasan puncak dan perbaikan daerah tangkapan air serta sungai.


Pada hari yang sama, saat meninjau lokasi longsor lain di Desa Warung Menteng, Kecamatan Cijeruk, Bogor, Aher mengatakan 82 persen wilayah di Jawa Barat rawan bencana.

"Oleh karena itu kita terus sosialisasi tiap tahun ada kawasan-kawasan disebarluaskan [informasi] kawasan rawan bencana, petakan, tiap tahun berganti biasanya karena ada perubahan kejadian alam," katanya, Selasa (6/2).

Di tempat yang sama, Bupati Bogor Nurhayanti mengatakan dari 40 kecamatan di wilayahnya sebanyak 24 kecamatan rawan bencana, terutama longsor ketika curah hujan tinggi.

Alat berat dioperasikan untuk mengangkat tanah-tanah longsoran yang berada di jalan raya Puncak, Riung Gunung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. (CNN Indonesia/Gloria Safira Taylor)

Empat Kecamatan di Kabupaten Bogor Rawan Pergerakan Tanah Menengah-Tinggi

Sementara itu, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) telah mengirimkan Tim Tanggap Darurat (TTD) ke Bogor guna pemetaan peluang meluasnya longsor.

"Kami menurunkan tim ke lapangan supaya di sekitarnya (kejadian longsor) melakukan pemetaan untuk melihat peluang longsor meluas," kata Kepala Geologi ESDM, Rudy Suhendar di Bandung, Selasa (6/2).

"Kita lihat situasinya kalau sudah mengancam permukiman nanti BPBD yang melakukan evakuasi. Sampai saat ini masih menunggu informasi dari tim di lapangan," jelas dia.


Saat ini, potensi daerah rawan pergerakan tanah atau longsor tersebar di 40 kecamatan di kota dan kabupaten Bogor. Masing-masing dengan karakter rendah, menengah dan tinggi.

Empat kecamatan di antaranya Babakanmadang, Sukamakmur, Megamendung dan Caringin termasuk zona menengah-tinggi. Di daerah itu kerap kali terjadi pergerakan tanah dan banjir bandang.

Rudy menuturkan, Badan Geologi setiap bulannya mengirimkan prakiraan potensi gerakan tanah selama satu bulan ke depan kepada setiap daerah. Peta yang membuat informasi wilayah berpotensi longsor tersebut telah disebar ke kementerian, BPBD, gubernur dan kepala daerah tingkat kota dan kabupaten.

"Informasi peta prakiraan itu memang bukan mencegah longsornya tapi mencegah korban akibat longsor. Tindakan preventif di wilayah yang sudah zona merah harusnya terinformasikan," ungkapnya. (kid/atk/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER