Jakarta, CNN Indonesia -- Lurah Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Idrus Arsenih Kurniain tak bisa lupa dengan kejadian kecelakaan bus yang menimpa warganya di tanjakan Emen, Subang, Jawa Barat pada Sabtu (10/2) kemarin.
Kecelakaan itu telah merenggut sekitar 26 warganya yang juga karyawan Koperasi Simpan Pinjam Permata yang berada di wilayah tersebut.
Idrus menceritakan pada hari itu ia menjadi ketua rombongan dari 150 orang yang hendak berwisata ke daerah Lembang dan Ciater, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Sabtu pagi, rombongan itu berangkat sekitar pukul 05.30 WIB dengan menggunakan tiga bus. Idrus mengatakan dirinya menaiki bus nomor 3. Sedangkan bus nomor 1 merupakan bus nahas yang tertimpa musibah.
Bus nomor 1 itu diketahui memiliki kapasitas 59 penumpang dan dinaiki seluruh karyawan Koperasi Simpan Pinjam Permata yang seluruhnya perempuan.. Meski begitu, tak semua kursi penuh dan hanya dinaiki 51 penumpang.
"Bus itu terisi 51 penumpang saja, semuanya karyawan koperasi permata," kata Idrus kepada wartawan di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (11/2).
Idrus mengatakan para peserta liburan bersama menikmati perjalanan tersebut dari mulai berangkat hingga menikmati pariwisata Lembang (Kabupaten Bandung Barat) dan Ciater (Kabupaten Subang).
Kebahagiaan itu justru berakhir tragedi saat rombongan dalam perjalanan kembali ke Pisangan. Sekitar pukul 17.00 WIB salah satu kendaraan dalam rombongan yakni bus nomor 1 terbalik di Tanjakan Emen, Kampung Cicenang, Desa Ciater, Kabupaten Subang.
Bus yang ditumpangi Idrus ada di belakang bus nomor 1 itu dengan jarak yang cukup jauh sebelum masuk ke wilayah tanjakan Emen. Saat bus yang ditumpanginya memasuki salah satu tanjakan terpopuler di Subang tersebut, ia dan penumpang di sana kaget karena bus nomor 1 dengan plat nomor F 7959 AA sudah dalam kondisi terbalik.
"Saya di bus tiga, ada di belakang bus 1, jadi pas bus kami lewat tanjakan itu bus 1 sudah dalam keadaan terbalik," kata Idrus.
 Sebanyak 26 korban tewas telah dimakamkan secara massal di Tempat Pemakanan Umum Legoso, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Minggu (11/2) siang. (CNN Indonesia/Ramadhan Rizki Saputra) |
Idrus mengatakan para penumpang yang ada di dalam bus yang ditumpanginya pun histeris melihat bus yang membawa rekan-rekan mereka sudah terbalik. Sang lurah menyaksikan sebagian dari para korban yang menumpang di bus 1 itu sudah tergeletak di jalanan.
"Semua histeris dan menangis di bus saya, ada juga yang pingsan lihat kondisi bus itu, para korban sudah bergeletakan," kata dia.
Setelah melihat kondisi bus nomor 1 yang celaka, Idrus lantas memerintahkan agar bus yang dinaikinya diparkirkan terlebih dulu dekat tempat kejadian.
Hal itu bertujuan agar para penumpang di bus lainnya bisa membantu para korban sebelum ada pertolongan tiba.
"Jadi di parkir dulu bus nya, terus kami yang ada di bus 3 membantu dulu sampai pertolongan hadir," kata dia.
Selang beberapa saat, ia mengatakan ada pula warga yang membantu mengevakuasi korban dari bus nahas itu. Lalu datang pula petugas kepolsian dan tim medis untuk mengangkut para korban ke rumah sakit terdekat.
Akibat kecelakan tunggal bus tersebut, sebanyak 27 orang tewas. Sebanyak 26 di antaranya penumpang bus yang juga warga Idrus.
Mereka dimakamkan secara massal di Tempat Pemakaman Umum Legoso, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Minggu (11/2) siang.
(kid/sur)