Jakarta, CNN Indonesia -- Bupati Ngada, Marianus Sae terjaring operasi tangkap tangan (OTT) oleh tim penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ia diduga menerima imbalan atas sejumlah proyek di daerah yang dipimpinnya.
"Kasusnya
fee proyek-proyek di Pemkab Ngada," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah saat dikonfirmasi lewat pesan singkat, Minggu (11/2).
Marianus merupakan bakal calon gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT). Dia maju Bersama Emilia J Nomleni, yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Febri belum bisa bicara lebih lanjut mengenai dugaan penerimaan fee Marianus dari proyek-proyek di lingkungan Pemerintah Kabupaten Ngada tersebut. Febri pun mengaku belum tahu detail mengenai jumlah uang yang diamankan dari penangkapan Marianus.
Marianus ditangkap bersama sejumlah orang lainnya. Dia ditangkap bersama seseorang di wilayah NTT. Mereka berdua kini telah tiba di markas antirasuah.
"Saat ini yang dibawa ke KPK dua orang, termasuk kepala daerah," tutur Febri.
 Marianus Sae. (Dok. Pemkab Ngada) |
Selain di wilayah NTT, kata Febri, tim penindakan KPK juga menangkap sejumlah pihak lainnya dari daerah lain.
"Ada yang juga diamankan di daerah lain. Dalam penerbangan sore ini akan dibawa juga ke [markas] KPK," kata Febri.
Sementara Marianus dan seseorang yang ditangkap bersamanya langsung menjalani pemeriksaan intensif. KPK memiliki waktu 1x24 jam untuk menentukan status dari pihak-pihak yang diamankan tersebut.
Sementara itu, saat dikonfirmasi terkait jagoannya dalam Pilgub NTT, dari pihak PDIP belum ada yang memberikan konfirmasi.
CNNIndonesia.com mencoba menghubungi Sekjen PDIP Hasto Kristyanto, Wasekjen Ahmad Basarah, maupun Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDIP Bambang Dwi Hartono namun mereka belum merespon telepon atau menjawab lewat layanan pesan instan.
(kid/sur)