Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua MPR RI Zulkifli Hasan meminta aparat kepolisian cepat menyelesaikan kasus penyerangan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Zulkifli menilai, jika kasus teror terhadap Novel itu terus berlarut tanpa bisa diselesaikan, maka bisa berimbas kepada Presiden Joko Widodo.
Zulkifli menyebut, hal tersebut tak lepas dari 2018 dan 2019 merupakan tahun politik, yang mana kasus Novel bisa menjadi kerugian untuk Jokowi yang kuat dikabarkan akan maju kembali pada Pilpres 2019.
"Apa lagi ini sudah masuk tahun politik. Agustus sudah pendaftaran capres-cawapres. Pada akhirnya Presiden yang akan dirugikan," kata Zulkifli di Komplek Parlemen, Jakarta, Kamis (22/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zulkifli menilai kepulangan Novel ke Indonesia harus menjadi momentum untuk kepolisian menyelesaikan segera kasus teror tersebut. Sebab, sejak kasus itu terjadi pada April 2017 silam, hingga kini kepolisian belum juga menemukan titik terang.
"Momentum kepulangannya Novel Baswedan menjadi koreksi bagi aparat kita untuk menyelesaikan kasus Novel Baswedan agar tidak menjadi pertanyaan terus," ungkap Zulkifli.
Kendati begitu, Zulkifli masih optimistis kepolisian masih mampu menyelesaikan kasus penyerangan air keras kepada penyidik senior KPK tersebut. Bahkan, Zulkifli meminta polisi agar lebih transparan dalam proses pengusutannya.
"Saya meminta polisi kita untuk segera dapat menuntaskan kasus Novel Baswedan ke publik secara terang benderang, transparan sehingga tidak timbul dugaan atau rumor yang tidak-tidak," ucap dia.
Novel Baswedan pulang ke Indonesia setelah menjalani perawatan pascaoperasi mata kirinya di Singapura. Mata Novel rusak akibat siraman air keras pada 11 April 2017 lalu.
Hingga kini polisi masih 'jalan di tempat' dalam mengusut kasus tersebut. Salah satu kemajuan dari pengusutan ini, yakni polisi sudah mendapat sketsa wajah pelaku, namun belum juga berhasil menemukannya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo masih menunggu laporan penyelidikan Polri dalam kasus tersebut. Jokowi menegaskan akan mengejar perkembangannya ke Polri dan akan mengambil langkah tertentu jika Polri menyerah.
"Kami kejar terus Polri. Kalau Polri sudah begini (angkat tangan), baru kami mulai
step yang lain," ujar Jokowi di Istana Negara, Selasa (20/2).
Sementara, Kabareskrim Mabes Polri, Komisaris Jenderal Ari Dono Sukmanto mengatakan pihaknya tidak akan berhenti menuntaskan kasus penyerangan terhadap sepupu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tersebut.
"Ya terus lah. Kami terus melakukan penyelidikan. Bukan berarti belum tertangkap, terus diam," kata Ari di kantor pusat Majelis Ulama Indonesia, Jakarta, Rabu (21/2).
(osc/gil)