Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Harun Al Rasyid berharap pintu hati Presiden Joko Widodo terbuka untuk segera membuat Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.
"Kalau pada akhirnya tim penyidik enggak bisa, tidak mampu, sudah angkat tangan, minta ke Allah, yakinlah dengan pertolongan Allah, minta agar presiden dibukakan hatinya bentuk TGPF," kata Harun di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (22/2).
TGPF dinilai penting lantaran penyelidikan polisi 10 bulan terakhir tak membuahkan hasil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, Jokowi menyatakan masih menunggu hasil penyelidikan Polri atas kasus penyiraman air keras Novel. Jokowi menegaskan akan mengambil langkah jika penyelidikan Polri tidak menemukan titik terang.
Harun menyatakan pegawai KPK merasa senang Novel bisa kembali ke Indonesia dan bergabung lagi di markas antirasuah.
Harun meminta Novel untuk bisa mengatur waktunya dalam beraktivitas lantaran masih harus menjalani perawatan sebelum operasi mata kiri. Novel dijadwalkan bakal menjalani operasi mata kirinya pada akhir Maret atau awal April 2018.
"Pesan dari teman-teman aturlah waktumu, engkau masih harus bolak-balik ke Singapura," tuturnya.
Pengamanan Rumah NovelNovel memilih pulang ke Indonesia dalam proses penyembuhan mata kirinya yang rusak akibat siraman air keras 11 April 2017. Meskipun Novel kembali ke Indonesia, pelaku penyerangan belum juga terungkap.
Setibanya di Indonesia, Novel dipastikan akan lebih banyak beristirahat di rumah. Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara KPK, Febri Diansyah.
"Setelah ini Novel masih perlu istirahat, sebelum kemudian menunggu jadwal pengecekan kembali atau pengobatan lebih lanjut," ucap Febri saat diwawancara.
 Rumah Novel Baswedan di Kelapa Gading dijaga ketat sejumlah pihak. (CNN Indonesia/Tutiek Apriyanti). |
Rumah Novel di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara pun saat ini dijaga ketat. Febri mengatakan pengamanan itu dilakukan sebagai bentuk mitigasi resiko dari sisi keamanan. Bukan hanya untuk Novel tapi seluruh anggota keluarganya.
"Alasan yang paling penting ya kami harus melakukan mitigasi resiko dari aspek keamanannya terutama," kata Febri.
Febri menyebut pemasangan KPK line dan pemberlakuan penjagaan di sekitar rumah Novel ini juga dimaksudkan sebagai pembelajaran. Sebab, pada kejadian sebelumnya, Novel justru diserang dalam perjalanannya ke rumah pasca melakukan ibadah salat subuh di masjid yang jaraknya tak terlalu jauh dari tempat tinggalnya.
"Jadi setelah kejadian kemarin, kita tahu bahwa kejadian justru dalam perjalanan dari mesjid ke rumah," katanya.
Febri mengatakan kepolisian juga turut serta melakukan penjagaan di sekitar kediaman rumah Novel.
"Saya kira tidak perlu disampaikan secara rinci. Saya dengar pihak Polri juga tentu saja akan melakukan tugas sebagaimana mestinya. Kita percayakan hal tersebut pada pihak-pihak yang berwenang dalam pengamanan di Jakarta ataupun di Indonesia," ujar Febri.
Kondisi Terkini NovelNovel mengatakan dirinya belum akan bekerja sebelum operasi tahap kedua dilakukan dan pengobatannya tuntas terlebih dahulu.
Pengobatan ini penting karena Novel sama sekali kesulitan dalam melihat. Mata kiri sama sekali tak bisa melihat, sementara yang kanan bisa namun berkabut.
"Jadi kadang kalaupun saya melihat seseorang yang saya kenal agak jarak beberapa puluh meter, saya nggak bisa tahu itu siapa tapi semakin hari semakin membaik. Semoga setelah operasi kedua nanti mata kiri saya bisa melihat," jelas Novel kepada
CNN Indonesia.com saat ditemui di Masjid Jami Al-Ikhas, Kamis (22/2) sore.
Novel dipastikan akan kembali beraktivitas ketika sudah sembuh. Baginya teror air keras itu tak menyurutkan semangatnya memberantas korupsi.
"Pada dasarnya saya bukan orang yang suka ditakut-takuti atau takut, jadi diancam-ancam seperti apa nggak terlalu penting," tegasnya.
(osc)