Cerita Guru Aman Abdurrahman Soal Perencanaan Bom Thamrin

NDY | CNN Indonesia
Selasa, 06 Mar 2018 17:01 WIB
Abu Gar, guru militer Aman Abdurrahman menceritakan kembali kronologi perencanaan 'amaliyah' yang berujung pada serangan teror di kawasan Thamrin 2016.
Terdakwa Aman Abdurrahman yang diduga menjadi dalang teror bom Thamrin. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Saiful Muthohir alias Abu Gar menceritakan perihal perencanaan teror bom Thamrin pada Januari 2016 yang diduga didalangi oleh Oman Rochman alias Aman Abudrrahman.

Abu Gar memberi kesaksian soal perencanaan aksi teror di Thamrin saat menjadi saksi dalam sidang kasus dugaan terorirsme dengan terdakwa Aman di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (6/3). Abu Gar sendiri sudah diadili terkait aksi teror di Thamrin pada November 2016 lalu di PN Jakarta Timur.

Abu Gar merupakan guru militer Aman. Mereka berkenalan di Tanah Abang, Jakarta Pusat pada 2003 silam. Namun di bidang agama, Aman adalah guru bagi Abu Gar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kasus teror Thamrin, Abu Gar merupakan orang yang terlibat dalam proses pencairan uang untuk mendanai dan perekrutan salah satu pelaku aksi teror tersebut, meski dia mengaku tak mengetahui kalau lokasi targetnya kawasan Thamrin.

Abu Gar mengaku terakhir bertemu dengan Aman pada 2015 di Lapas Nusakambangan. Saat itu dia hendak menjenguk Rois atau Iwan Darmawan yang sudah divonis hukuman mati oleh PN Jakarta Selatan pada 2005 terkait bom Kuningan pada 9 September 2004. Rois juga diduga berperan dalam menyembunyikan Dr Azhari dan Noordin M Top.

"Ke sana tidak sendiri, bersama jamaah lain. Di dalam sudah ada Ustad Rois dan Ustaz Oman," kata Abu Gar.

Niat bertemu Rois, Abu Gar saat itu justru bertemu dan berbincang dengan Aman. Dalam perbincangan Aman memberi tahu Abu Gar perihal serangan teror di Paris, Perancis yang dilakukan ISIS.

Dari situ Aman meminta Abu Gar untuk hijrah ke Suriah. Namun jika tak bisa, sebagai gantinya maka Abu Gar melakukan amaliyah di Indonesia.

ISIS diketahui memerintahkan pengikutnya untuk melakukan amaliyah di negeri masing-masing jika tak mampu hijrah ke Suriah.

"Ustaz (Oman) menyampaikan berita di Paris yang saya sudah ketahui. Jika terhalang hijrah, maka melakukan amaliyah di negeri masing masing. Cuma itu yang disampaikan oleh Ustaz Oman," kata Abu Gar yang pernah diadili atas kasus terorisme di Ambon, Maluku pada 2005 silam tersebut.

Saat hendak pulang, Abu Gar dipanggil Rois dan berbincang empat mata. Dalam perbincangan itu Rois meminta Abu Gar agar bersedia menjadi koordinator lapangan amaliyah di Indonesia.

"Semua urusan saya diatur oleh ustaz Rois, saya mencairkan uang, saya mencarikan orang, semua diperintah oleh Rois," kata Abu Gar yang mengaku tidak sanggup memenuhi permintaan Rois tersebut.


Abu Gar kemudian mencari orang untuk menjadi koordinator lapangan amaliyah. Dia lantas menemui Muhammad Ali yang antusias mengetahui rencana amaliyah tersebut. Ali sukarela menjadi koordinator lapangan.

Abu Gar saat itu tak mengiyakan keinginan Ali karena dia ingin Rois sendiri yang mencari koordinator lapangan. Sebulan kemudian, Ali terus mendesak hingga akhirnya dia 'resmi' menjadi koordinator lapangan amaliyah.

Abu Gar kemudian mencairkan uang Rp200 juta dari ATM Rois yang diantar kepadanya. Uang itu diberikan kepada Ali untuk mendanai amaliyah alias aksi teror.

Abu Gar mengaku tak mengenal pelaku lain teror bom Thamrin selain Ali. Dia mengatakan para pelaku lain berkoodinasi dengan Ali untuk amaliyah.

Selain Ali, kata Abu Gar, para pelaku teror Thamrin yang lain tersebut merupakan orang-orangnya pilihan Rois. Dia pun hanya berkomunikasi lewat telegram dengan mereka dan menyampaikan kalau Ali yang akan mengontak mereka terkait amaliyah ini.

"Saya hanya berpesan bahwa nanti akan ada yang menghubungi mereka," kata Abu Gar.

Setelah itu, Abu Gar mengaku tidak tahu lagi soal kelanjutan amaliyah. Baru belakangan dia tahu ternyata amaliyah yang direncanakan itu adalah serangan teror di kawasan Thamrin. Abu Gar mengaku tak tahu kelanjutannya karena dia tidak mengetahui waktu, lokasi maupun siapa yang menjadi target amaliyah yang diinginkan Rois.

"Saya bahkan tidak tahu siapa targetnya, waktu dan lokasinya," kata Abu Gar.

Seperti diketahui, ada empat pelaku serangan teror bom di Thamrin pada Januari 2016 silam. Mereka adalah Dian Juni (25), Afif alias Sunakin, Muhammad Ali (29), dan Ahmad Muhazan (25). Keempatnya tewas dalam kejadian tersebut. (osc/gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER