Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi Pengawas (Komwas) partai Demokrat akan memanggil Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean terkait dugaan pelanggaran etik terkait aksi
walk out saat Presiden Joko Widodo memberikan kata sambutan dalam pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Demokrat, Sabtu (10/3).
"Dalam satu dua hari ini kami akan melakukan pertemuan, barulah pekan depan kami akan melakukan pemanggilan terhadap yang bersangkutan [Ferdinand]," kata Wakil Ketua Komisi Pengawas Partai Demokrat Darmizal kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (13/3).
Darmizal mengatakan hingga saat ini Komwas belum melakukan pembahasan apapun berkaitan dengan aksi
walk out tersebut sehingga, partai belum dapat memberikan sanksi apapun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami memberikan kesempatan kepada Ferdinand untuk melakukan klarifikasi, bila terbukti melakukan pelanggaran, tentunya ada sanksi. Kami sering melakukan hal itu, bahkan sanksi pemecatan terhadap kader yang melanggar etik kami lakukan," katanya.
Sementara, Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat, Amir Syamsuddin membenarkan bahwa dia telah memerintahkan Komisi Pengawas untuk mengusut dan melakukan terhadap Ferdinand.
Menurutnya, Dewan Kehormatan akan segera memutuskan sanksi yang diberikan kepada Ferdinand setelah Komisi Pengawas selesai melakukan pengusutan dan pemeriksaan tersebut.
"Saya sudah perintahkan Komisi Pengawas untuk usut dan periksa yang bersangkutan. Sesuai kewenangan (Komisi Pengawas) bisa beri rekomendasi, karena kami punya aturan kode etik yang mengatur sanksi teringan hingga tertinggi," kata Amir kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (13/3).
Lebih jauh, Amir mengatakan seluruh kader Demokrat seharus dapat menunjukkan sikap yang menghargai kehadiran Presiden Jokowi yang merupakan tamu undangan Ketua Komando Tugas Bersama (Kogasma) Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Ia pun menyayangkan, sikap Ferdinand yang kemudian mempublikasikan aksinya ke media sosial.
"Langkah sebaliknya (tidak menghargai) harus dihindari. Saya kira kalau itu hanya sikap pribadi tidak, ada kesengajaan untuk ekspose langkah seperti itu," tuturnya.
Terpisah, Ferdinand mengaku siap menerima sanksi apapun atas aksi 'walk out' yang telah dilakukannya. Namun, dia mengaku, belum mendengar sanksi apapun yang akan diberikan Komisi Pengawas terhadap dirinya.
"Saya belum mendengar adanya sanksi apapun. Tapi secara pribadi saya siap dengan sanksi apapun, jika tindakan saya dianggap salah," ucapnya.
Mantan anggota Barisan Relawan Jokowi Jokowi Presiden itu pun mengklaim aksi
walk out yang dilakukan merupakan bagian dari pertanggungjawabannya sebagai pendukung Jokowi dulu.
Menurutnya, aksi
walk out itu juga merupakan caranya untuk mengungkapkan kekecewaan karena Jokowi telah mengingkari janji politik yang pernah disampaikan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 silam.
"Itu sebagai wujud ekspresi kekecewaan saya karena janji politik Jokowi tidak ditepati, terutama tiga hal yaitu menolak hutang luar negeri, mempersulit asing, dan masalah subsidi," ucap dia.
Ferdinand berpendapat aksi
walk out yang dilakukannya merupakan bagian dari hak seorang warga negara untuk menyampaikan protes.
Menurutnya, aksi
walk out secara diam-diam lebih tepat dibandingkan dia meniru langkah Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI), Zaadit Taqwa, mengeluarkan kartu kuning.
"Daripada saya mengeluarkan kartu seperti di UI tidak elok. Jadi saya memilih keluar dengan diam," tuturnya.
(ugo/sur)