Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan bahwa calon Wakil Presiden yang akan mendampingi Joko Widodo pada Pemilu 2019 sebaiknya bukanlah sosok yang akan menggerus elektabilitas Jokowi.
"Sebagai
incumbent nanti mendapat sorotan. Harapannya, siapapun yang dipasangkan tidak mengurangi elektabilitas Presiden. Kalau bisa memperkuat elektabilitas," ucap dia, di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (13/3).
Berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga sejak awal 2018 hingga awal Februari kemarin, elektabilitas Jokowi berada di antara 46,1 persen (Alvara Research Center), 47,5 persen (Indo Barometer), 55,9 persen (Poltraking), bahkan mencapai 64,3 persen (Populi Center).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pramono memastikan Jokowi akan menjadi petahana pada Pemilu 2019 karena mengantongi dukungan lebih dari 50 persen suara partai hasil Pemilu 2014.
"Beliau incumbent dan dipastikan maju kembali karena dukungan hampir dari semua partai besar," tutur dia, yang merupakan mantan Wakil Ketua DPR ini.
Dukungan diberikan PDI Perjuangan (18,95 persen), Golkar (14,75 persen), Partai Nasdem (6,72 persen), PPP (6,53 persen), dan Partai Hanura (5,26 persen).
Dua partai baru peserta Pemilu yakni Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Partai Perindo turut mendukung Jokowi.
"Ini menjadi modal bagaimana presiden nanti memilih wakilnya termasuk akan berkoalisi dengan siapa saja selain yang sudah ada ini," imbuh Pramono.
Soal kriteria cawapres, Pramono, yang merupakan mantan Sekretaris Jenderal PDI-Perjuangan ini, menyebut Jokowi dan semua partpol pendukungnya sedang mempertimbangkan hal itu. Sehingga, cawapres dan kabinetnya nanti "merepresentasikan Indonesia dari ujung barat hingga timur".
(arh)