Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah rumah bercat oranye di Blok C, komplek Bumi Sawangan Indah, Sawangan, Depok, Jawa Barat itu terlihat seperti rumah kosong yang tak terurus. Gerbang rumah dikunci dengan gembok. Tak banyak orang hilir mudik di sekitarnya.
Dalam rumah sederhana itu, SM tinggal seorang diri. SM adalah pelaku penusukan terhadap ustaz Abdul Rachman di Masjid Darul Mutaqqin pada Minggu (11/3) dini hari.
Abdul Rachman ditusuk di bagian leher saat melaksanakan salat subuh. Beruntung, nyawanya terselamatkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi nekat SM membuat namanya jadi perbincangan hangat warga sekitar rumahnya. SM diduga memiliki kelainan jiwa, namun ada warga yang seolah tidak percaya dengan kelainan jiwa yang diidap SM.
Imam Masjid Darul Mutaqqin Chaeroni menuturkan sering melihat SM menumpang motor menuju masjid saat waktu salat. SM juga disebut sering bepergian.
Kata Chaeroni, SM biasa pergi dengan berjalan kaki dan kembali ke rumahnya dengan sesekali menggunakan ojek
online atau ojek pangkalan. Namun SM selalu terlibat masalah setelahnya karena enggan membayar ojek yang sudah mengantarnya.
"Kalau dia kembali dengan ojek ya disimpulkan perginya pasti jauh, tapi ya gitu dia kalau sudah naik ojek enggak mau bayar," kata Roni, sapaan Chaeroni saat ditemui
CNNIndonesia.com di Masjid Darul Mutaqqin (13/3).
Roni juga menyebut SM selalu berpenampilan rapi kala keluar rumah. Dia biasanya menggunakan masker dan pakaian tertutup.
"Orang yang melihat dia pasti tidak menyangka kalau dia ini berperilaku aneh," tuturnya.
Namun Roni tak menampik ada sisi aneh pada sosok SM. Dia menyebut SM sering mengucapkan kata-kata aneh saat berbincang. Dia seringkali berkata hal-hal yang berkaitan dengan daya khayal atau imajinasi.
"Suka tidak nyambung," jelas Roni.
Salah satu pemilik warung Mie Malang yang enggan disebutkan namanya, beberapa kali sering melihat SM keluar komplek.
Meskipun tidak dekat dengan SM, dia sering mendengar tetangga membicarakan perilaku SM yang aneh.
"Kasihan sih, saya dengar dia membawa plastik katanya habis pulang belanja padahal dalam plastik itu isinya batu," ujar perempuan berambut pendek dan berkacamata itu.
 Rumah yang diduga kediaman SM. (CNN Indonesia/Gloria Safira Taylor) |
Abdul Rachman sebagai korban penusukan belum dapat percaya jika SM disebut mengidap penyakit kejiwaan. Alasannya, dia berbicara sangat sopan dan dalam keadaan waras ketika Sabtu (10/3) malam tiba di rumahnya.
"Dia bicara sangat sopan, ada perlu katanya. Tapi karena sudah malam saya tidak bukakan pintu," ujarnya.
Abdul juga tak percaya dugaan SM mengalami gangguan jiwa lantaran saat menusuk, SM mengarahkan langsung ke leher.
Hal lain yang membuat Abdul meyakini SM waras adalah perilakunya beberapa saat sebelum penusukan. Kata Abdul, SM bersembunyi di balik tiang masjid ketika melihat dirinya datang.
"Anak saya yang melihat (dia sembunyi). Awalnya dilempar sendal tapi enggak kena, lalu anak saya teriak dan saya berbalik lalu terjadi peristiwa itu. Dia mengarah ke leher saya," ucapnya.
Rudi Fadil (51) kakak pertama dari SM menyebut saudaranya itu tak memiliki teman dan tidak dekat dengan para tetangga.
Dia tidak tinggal satu rumah dengan SM. Adiknya seorang diri di rumah bercat oranye. Rudi pun mengakui SM sering berperilaku aneh dan sering bermasalah dengan pengendara ojek lantaran tidak mau membayar.
"Dia tidak punya pekerjaan, tinggal sendiri dan di dalam rumahnya pun sama saja ada kasur, televisi tapi tidak terurus, genteng bocor," kata Rudi.
"Polisi saja kaget ketika ke rumahnya karena melihat situasi itu," dia melanjutkan.
Ketua RT 01 Samin Saarih mengaku memang ada keanehan pada SM.
Meskipun sering keluar rumah, SM disebut biasa melewati jalan lain dan bukan jalur utama komplek, namun Samin tak tahu alasan SM menghindari jalanan utama di kompleknya.
"Dia biasanya keluar lewat jalan lain, jalan yang harus lewat makam dulu. Jarang juga lewat jalur utama," kata Samin.
(wis/gil)