Telat Sosialisasi, Popularitas Hasanah Masih di Posisi Buncit

Dhio Faiz | CNN Indonesia
Jumat, 16 Mar 2018 09:08 WIB
Tingkat popularitas dan elektabilitas paslon TB Hasanuddin-Anton Charliyan paling rendah. Menurut SMRC paslon dari PDIP ini telat melakukan sosialisasi.
Popularitas dan ekeltabilitas paslon Hasanah masih di posisi buncit. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tingkat popularitas pasangan calon (paslon) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan TB Hasanudin dan Anton Charliyan di Pilkada Jawa Barat 2018 paling rendah, bahkan tidak sampai angka dua digit.

Direktur Riset Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), Deni Irvani menjelaskan ada kaitan antara rendahnya popularitas pasangan berjuluk Hasanah itu dengan terlambatnya pengenalan yang dilakulan oleh PDIP.

"Pasangan ini munculnya belakangan dibanding Ridwan Kamil-Uu dan Deddy-Dedi sebagai calon dalam pilgub. Anton dan Hasanuddin baru mulai dikenalkan sejak pencalonan," kata Deni saat di kantor SMRC, Jakarta, Kamis (15/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Pada hasil survei yang dilakukan pada tanggal 1 hingga 8 Maret 2018 ini, popularitas TB Hasanuddin hanya ada di angka 9 persen, sedangkan Anton Charliyan hanya 8 persen.

Persentase angka itu jauh berbeda dari Deddy Mizwar yang sampai di angka 88 persen, Ridwan Kamil 72 persen, dan Dedi Mulyadi 40 persen.

Dari segi elektabilitas, pasangan ini juga ada di urutan paling buncit. Pasangan berjuluk 'Hasanah' ini hanya memiliki tingkat keterpilihan 2,8 persen. Sementara pasangan Ridwan Kamil-Uu mendapat 43,7 persen, Deddy-Dedi dengan 30,7 persen, dan Sudrajat-Syaikhu 4,6 persen.

Deni menyebut latar belakang anggota DPR yang dimiliki Hasanuddin dan Kapolda Jawa Barat yang dimiliki Anton tak berpengaruh besar pada popularitas mereka.

"Ternyata pak Anton baru dikenal kurang dari 10 persen walau pernah jadi Kapolda Jabar atau pak TB Hasanuddin walau pernah jadi anggota DPR," tuturnya.

Deni menyarankan pasangan Hasanuddin-Anton dan PDIP menggenjot sosialisasi lewat berbagai media massa demi meningkatkan popularitas hingga setara dengan Ridwan Kamil atau Deddy Mizwar.

"Ini tantangan untuk pak TB dan pak Anton untuk mampu menyosialisasikan diri lebih jauh lagi. Terutama lewat televisi, akan punya daya jangkau lebih besar," ujarnya.

Survei SMRC dilakukan pada tanggal 1 hingga 8 Maret 2018 terhadap 801 orang. Responden yang dipilih berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah saat mengikuti survei.

Metode yang digunakan adalah multistage random sampling dengan toleransi kesalahan sebesar kurang lebih 3,5 persen. SMRC melakukan pengecekan kembali terhadap 20 persen responden secara random sebelum mengeluarkan hasil final.

Sementara berdasarkan survei Litbang Kompas sebelumnya, elektabilitas pasangan Hasanah juga di posisi buncit dengan hanya meraih 3,1 persen suara.

Hasanah kalah dari pasangan Asyik (7,8 persen), Rindu (39,9 persen), dan pasangan Dede (42,8 persen). Sedangkan 6,4 persen responden tidak menjawab atau rahasia.

Survei Litbang Kompas yang dipaparkan harian Kompas pada Rabu (14/3) lalu itu melibatkan 800 responden berusia minimal 17 tahun.

Para responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan proporsional bertingkat berdasarkan jumlah penduduki di ntiap wilayah provinsi Jawa Barat.

Survei dilakukan pada 19 Februari-4 Maret 2018 dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

(dal/wis)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER