Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menyebut ancaman Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan ke Amien Rais sebagai sebuah arogansi kekuasaan.
Fadli merespons pidato Luhut di Auditorium BPK pada Senin (19/3) yang mengancam akan membongkar dosa masa lalu Amien Rais karena sering asal mengkritik Pemerintah dan Presiden Joko Widodo.
"Ancaman itu menurut saya menunjukan arogansi kekuasan harus dihindarilah karena akan merugikan diri sendiri. Arogansi kekuasaan harus dihilangkan," ujar Fadli saat ditemui di Kantor DPP Gerindra di Jakarta, Selasa (20/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Fadli pemerintah seharusnya membuka diri terhadap kritik-kritik yang ada. Bukan malah melontarkan ancaman terhadap pihak-pihak yang mengkritisi kebijakan.
"Saya pikir untuk apa sih mengancam-ancam seperti tidak ada dosa saja. Orang mencari-cari (kesalahan) bisa saja ditemukan kelemahan-kelemahannya di masa lalu. Siapa manusia sekarang yang sempurna, kecuali malaikat?" kata dia.
Meski begitu, Fadli memaklumi hal itu karena mungkin Luhut sedang dalam keadaan emosi saat menanggapi pernyataan Amien yang menyebut Presiden Jokowi mengibuli rakyat lewat pembagian sertifikat tanah.
"Saya maklum Pak Luhut mungkin emosional saja, sama seperti waktu reklamasi juga emosional. Mestinya enggak perlu keluar kata-kata seperti itu," ujar Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini.
Namun seharusnya Pemerintah mengkaji pernyataan Amien itu, apalagi sekarang adalah era demokrasi. Fadli mengatakan perkataan Amien yang menyatakan 74 persen lahan di Indonesia dikuasai korporasi pun masih sangat bisa diperdebatkan.
"Saya kira memang banyak korporasi yang bisa menguasai lahan sampai jutaan hektare," ucap dia.
Sebelumnya, saat mengisi diskusi di Bandung pada Minggu (18/3) Amien Rais menuding pembagian sertifikat tanah oleh Presiden Jokowi merupakan kebohongan. Di saat Pemerintah sibuk membagikan serifikat tanah, Amien menyebut ada 74 persen negeri ini dikuasai kelompok tertentu.
"Ini pengibulan, waspada bagi-bagi sertifikat (oleh Presiden Jokowi), bagi tanah sekian hektare, tetapi ketika 74 persen negeri ini dimiliki kelompok tertentu seolah dibiarkan. Ini apa-apaan?" ujar Amien.
Dalam pidato itu dia juga mengatakan rezim Pemerintahan Jokowi memberi angin segar bagi bangkitnya PKI.
Luhut pun merespons pernyataan Amien lewat pidato di Auditorium BPK, Senin (19/3). Luhut menyebut kritik Amien tak lebih dari sekadar asal bunyi.
"Salahnya (pembagian sertifikat) di mana?
Asbun aja itu. Saya pikir enggak boleh asal ngomong, apalagi senior. Dia (Amien) kan berapa (umurnya)? 70 tahun. Saya kan 71 tahun juga," ujar Luhut.
Bahkan Luhut menyebut Amien seperti 'orang suci' yang tak punya dosa sehingga bisa seenaknya menuding Jokowi membohongi rakyat lewat pembagian sertifikat tanah. Padahal, kata Luhut, dirinya mengetahui rekam jejak dan dosa masa lalu Amien. Karena itu, jika Amien bersih Luhut tak mempermasalahkan kritik tersebut.
(osc/wis)