Jakarta, CNN Indonesia -- Raut kecewa terpancar dari wajah awak media setelah mengetahui Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Megawati Soekarnoputri dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian memilih tidak memberikan keterangan pers usai menggelar pertemuan tertutup.
Padahal, berdasarkan undangan yang disampaikan Divisi Hubungan Masyarakat (Divhumas) Polri, kedua pejabat negara tersebut dijanjikan akan memberikan keterangan pers secara bersama-sama di lobi Gedung Utama Mabes Polri.
Megawati tiba di Mabes Polri sekira pukul 11.15 WIB. Penyambutan terhadap Megawati terlihat meriah dengan karpet merah, defile, dan
marching band.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemandangan ini kontras berbeda dengan penyambutan Polri pada pejabat negara setingkat menteri atau kepala badan dan lembaga. Kepada mereka, Polri biasanya hanya menyambut saat turun dari mobil, kemudian langsung berjalan bersama ke ruang pertemuan.
Pertemuan Megawati dan Tito berakhir sekitar pukul 13.15 WIB. Megawati memilih langsung menaiki kendaraannya untuk meninggalkan Mabes Polri. Sementara Tito tidak diketahui keberadaannya secara pasti. Hanya terlihat mobil dinas sang jenderal bintang dengan pelat nomor 1-00 beserta motor sejumlah pengawalnya terparkir di halaman Mabes Polri.
Tidak lama setelah itu, pihak Divisi Humas Polri memanggil wartawan yang telah menunggu penjelasan seputar pertemuan Tito dengan Megawati.
Keterangan pers akhirnya diberikan oleh Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Setyo Wasisto yang didampingi oleh Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul.
Setyo membuka penjelasannya dengan menyampaikan ucapan terima kasih dan permintaan maaf kepada rekan-rekan wartawan karena Tito dan Megawati tidak bisa menepati janji untuk memberikan keterangan pers.
Menurutnya, ada sesuatu hal yang membuat keterangan pers dari kedua pejabat negara tersebut batal dilaksanakan.
"Terima kasih sudah menunggu, mohon maaf tadi karena ada sesuatu hal Megawati dan Kapolri tidak jadi dan diganti Kadiv Humas," kata Setyo di Mabes Polri, Rabu (21/3).
Ia pun mengatakan, tidak ada topik pembahasan khusus dalam pertemuan Tito dan Megawati. Kedatangan Megawati ke Mabes Polri disebut sebatas bersilaturahmi dan menyampaikan beberapa program BPIP yang bisa disinergikan dengan Polri.
Terkait meriahnya penyambutan terhadap Megawati, Setyo menerangkan Megawati termasuk dalam kategori tamu kehormatan dan Presiden kelima Republik Indonesia.
Setyo mengambil contoh upacara penyambutan yang dilakukan Mabes Polri terhadap kepala kepolisian Malaysia. Presiden kelima Republik Indonesia.
"Tentunya ini adalah penghormatan, sebab Megawati Presiden kelima Indonesia. Tadi, (Megawati) menyampaikan beliau presiden terakhir berdasarkan Tap MPR, karena setelah itu langsung pemilihan presiden," tuturnya.
Hasto Mengintil MegaSisi lain yang menarik dalam pertemuan Megawati dan Tito adalah keberadaan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto. Itu diketahui dari foto-foto milik Mabes Polri yang diperoleh wartawan.
Selain Hasto, pertemuan Tito dan Megawati juga dihadiri pejabat BPIP seperti Ma'ruf Amin, Try Sutrisno, Said Aqil Siradj, Benny Susetyo, dan Yudi Latief.
Hasto adalah orang kepercayaan Megawati di PDIP, namun ia tidak masuk dalam struktur organisasi di BPIP.
Berdasarkan pantauan
CNNIndonesia.com, Hasto kerap hadir dalam berbagai silaturahmi yang dilakukan Megawati, seperti dalam acara silataruhmi BPIP dengan MPR, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (14/3) lalu.
(wis/gil)