Tak Jadi Cawapres Jokowi, Golkar Minta Tambah Jatah Menteri

Abi Sarwanto | CNN Indonesia
Jumat, 23 Mar 2018 21:36 WIB
Partai Golkar menginginkan kadernya menjadi calon Wakil Presiden pendamping Jokowi di 2019. Jika tidak, 'Beringin' meminta tambahan kursi Menteri.
Ketua Dewan Pakar Golkar Agung Laksono, di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, 2017. (Foto: CNN Indonesia/Abi Sarwanto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono meminta agar Presiden Joko Widodo mempertimbangkan bakal calon Wakil Presiden di Pemilu 2019 dari Partai Golkar. Jika tidak, ia meminta Jokowi memberi jatah kursi Menteri lebih banyak kepada pihaknya.

"Harus dipertimbangkan agar cawapresnya itu berasal dari kader Golkar," kata dia, di Rapat Koordinasi Nasional (Rakernas) Partai Golkar, Jakarta, Jumat (23/3).

Menurutnya, Golkar memiliki modal politik kuat berupa kader mumpuni untuk bisa mendongkrak elektabilitas Jokowi i Pilpres 2019. Ia mencontohkan sosok Ketua Umum Airlangga Hartarto.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, jika pada akhirnya Jokowi tidak memilih kader Golkar sebagai pendampingnya di 2019, Agung berharap partai 'Beringin' harus mendapat jatah Menteri lebih banyak. Hal itu kata dia sebagai konsekuensi logis dukungan Golkar.

"Ya itu harus. Kalau tidak, ya kami tidak dapat apa-apa. Masa tidak dapat apa-apa?" cetusnya.

Apalagi, Agung mengklaim Partai Golkar merupakan pihak yang pertama memberikan dukungan kepada Jokowi untuk mencalonkan diri sebagai Presiden di 2019. Dukungan yang diberikan juga tidak sebatas pernyataan, melainkan pembentukan kelompok relawan pendukung Jokowi.

Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, di Jakarta, 2018.Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, di Jakarta, 2018. (Foto: CNN Indonesia/Yuliyanna Fauzi)
Dengan demikian, kata dia, posisi cawapres ataupun jatah menteri lebih di kabinet merupakan harga mati bagi Golkar.

"Wajar dong kalau mendapat posisi [lebih], meskipun kita sadar bahwa presidennya bukan dari Partai Golkar," ucap Agung, yang merupakan bekas Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Jakarta.

Saat ini dua orang yang masuk jajaran DPP partai Golkar yang menjadi Menteri di Kabinet Kerja. Mereka adalah Menteri Sosial Idrus Marham dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.

Lebih lanjut, Agung memastikan Golkar bakal solid mendukung Jokowi di 2019. Ini berbeda dengan Pemilu 2014. Ketika itu, Golkar terpecah akibat pilihan capres antara Jokowi dan Prabowo Subianto.

"Karena ada pemikiran keraguan terhadap calonnya. Sekarang [dukungan] ke Pak Jokowi kami bulat. Hanya persoalannya adalah wakilnya siapa," ujarnya.

Senada, Ketua Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Partai Golkar Roem Kono mengatakan keinginan kader akar rumput agar Jokowi memilih wakilnya dari Golkar begitu kuat.

Selain itu, sebagai partai terbesar Golkar diklaim mendukung semua program-program Jokowi di pemerintahan.

"Sudah sepantasnya ya Wakil Presiden tetap dari Golkar," ujar Roem.

Menurut Roem, sosok pendamping Jokowi harus berasal dari kalangan muda, paham ekonomi dan memiliki elektabilitas yang baik. Di Golkar, tokoh yang dianggap paling pantas mendampingi Jokowi saat ini adalah Airlangga.

"Airlangga karena beliau seorang figur yang tepat menjadi pendamping calon wakil presiden sekarang," katanya.

Sebelumnya, Airlangga Hartarto enggan menjawab pertanyaan soal peluang dirinya menjadi cawapres bagi Jokowi.

"Nanti pada waktunya akan dibahas," kilah dia, pada Kamis (22/3). (arh/wis)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER