Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian menyebut sebagian besar calon kepala daerah yang akan bertarung di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2018 tidak siap menerima kekalahan. Hal itu dinilai menjadi salah satu potensi konflik di tengah masyarakat.
Menurutnya, pertarungan politik tak bisa lepas dari pembicaraan seputar kekuatan dan kekuasaan yang akan dilakukan dengan menggunakan beragam taktik dan strategi.
"Kalau ada idiom siap menang siap kalah, mudah-mudahan betul dirasakan kontestan. Tapi saya rasa sebagian besar kontestan tidak siap kalah. Mereka sikapnya buat menang, kalau mau kalah
ngapain investasi segala macam, kerja keras," kata Tito di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan pada Selasa (27/3).
Dia menyatakan proses Pilkada merupakan sistem politik yang berujung pada perebutan kekuasaan untuk mempengaruhi masyarakat luas. Bahkan, menurut Tito, proses Pilkada ini juga menciptakan polarisasi di tengah masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tito melanjutkan polarisasi itu tercipta karena pilihan-pilihan yang berbeda di tatanan sosial yang berpotensi melahirkan konflik sosial.
"Setiap polarisasi terjadi perbedaan pendapat, kepentingan. Dalam kacamata
security, itu adalah potensi konflik," ujar dia.
Pilkada Serentak 2018 akan berlangsung di 171 daerah, yang terdiri atas 17 provinsi, 115 kabupaten, dan 39 kota.
Lebih dari 500 calon kepala daerah terdaftar untuk bertarung di ajang pemilihan tersebut, baik yang diusung partai politik atau berangkat sebagai independen.
(ugo)