Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai Gerindra menunjuk langsung Wakil Gubernur DKI Jakarta
Sandiaga Uno sebagai Koordinator Tim Pemenangan Pemilihan Presiden 2019.
Sandiaga juga akan diberi tanggung jawab membentuk tim pemenangan inti dalam rangka menyukseskan capres yang akan diusung.
Dikabarkan bahwa Sandiaga bakal dibantu dua Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon dan Sufmi Dasco Ahmad, Sekjen Ahmad Muzani, Ketua DPP Desmond Mahesa, serta Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Muhammad Taufik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wakil Ketua Umum Gerindra Ferry Juliantono menyebut Sandiaga bertugas menyerap pelbagai aspirasi dari masyarakat terkait Pilpres tahun depan.
Meski bukan orang lama di Gerindra, tugas yang diemban Sandiaga ini terbilang berat. Apalagi ia juga harus menjalankan tugas rutinnya sebagai Wakil Gubernur.
Sandiaga baru bergabung bersama Gerindra pada tahun 2015. Selang dua tahun, ia dicalonkan menjadi calon wakil gubernur DKI Jakarta sebelum kemudian terpilih bersama Anies Baswedan.
Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari menilai penunjukan ini dilakukan karena Prabowo ingin memberi panggung yang lebih besar pada sandiaga. Qodari menduga Prabowo ingin mengoptimalkan peran Sandiaga sebagai kader dalam menjalankan misi partai.
Asumsi itu muncul karena Sandiaga dianggap jarang terlibat langsung dalam proses politik yang dilakukan Gerindra. Dengan menjabat sebagai koordinator tim, Sandiaga dapat mengasah kemampuannya melakukan lobi-lobi dalam pembentukan koalisi dengan partai lain.
"Peran Sandiaga kan relatif minim, ya. Mungkin agar sering tampil, agar tidak selalu Fadli Zon atau Ahmad Muzani. Mungkin regenerasi juga untuk ke depan," ucapnya kepada
CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Minggu (1/4).
Sebagai pengamat politik, Qodari tidak meragukan kemampuan Sandiaga dalam memimpin tim pemenangan pPilpres 2019. Dia menilai Sandiaga mampu menentukan langkah yang harus ditempuh. Sandiaga dinilai tak akan kesulitan dalam memberi arahan kepada para anggotanya.
Sandiaga juga tidak akan bekerja sendirian. Qodari yakin anggota Dewan Pembina Gerindra itu akan dibantu kader yang telah berpengalaman dalam menjalankan misi politik partai. Misalnya, Sekjen Ahmad Muzani dan Wakil Ketua Umum Fadli Zon dan kader lainnya yang tidak kalah berpengalaman.
Qodari juga menduga tugas Sandiaga sebagai koordinator tim tidak akan terlalu sulit. Sandiaga, kata Qodari, tidak akan diberi kepercayaan untuk mengambil keputusan akhir yang harus dijalankan Gerindra setelah timnya selesai menjalankan tugas.
Menurutnya, Gerindra hanya akan berjalan sesuai dengan arah yang ditentukan Prabowo. Sandiaga hanya sekadar menyerahkan hasil kinerja timnya beserta analisa-analisa kepada Prabowo.
Berbagai analisa itu memang akan menjadi pedoman bagi Gerindra untuk menentukan arah yang sebaiknya dituju. Namun, semuanya tetap kembali kepada keputusan Prabowo selaku ketua umum atau kesepakatan partai.
"Sandiaga tidak akan diberi wewenang yang absolut. Saya kira, keputusan akhirnya di Pak Prabowo atau partai," ucapnya.
Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. (CNN Indonesia/Hesti Rika) |
Mencari Capres-CawapresSejauh ini, Prabowo belum mendeklarasikan diri menjadi capres 2019. Prabowo sendiri belum menunjukkan sikap tegas. Berbeda saat pilpres 2014 lalu yang telah mendeklarasikan diri jauh-jauh hari.
Qodari juga belum yakin Prabowo bakal maju kembali menjadi capres 2019. Menurutnya, tidak ada sinyalemen yang kuat, baik dari Gerindra maupun dari Prabowo sendiri.
Meski begitu, Qodari menilai ada kemungkinan tim yang dipimpin Sandiaga juga akan bertugas mencari pendamping yang cocok bagi Prabowo. Ada pula kemungkinan tim tersebut mencari nama lain untuk dijadikan capres yang tidak kalah menjanjikan dibanding Prabowo.
Qodari tidak menyangsikan kemampuan Sandiaga jika diberi tugas demikian. Dia menilai Sandiaga akan terbantu dengan pengalamannya sebagai pengusaha.
Menurutnya, Sandiaga pasti terbiasa melakukan seleksi yang dapat diterapkan ketika menjalankan misi politik partainya.
"Entah itu seleksi investor, seleksi investasi, maupun seleksi karyawan. Saya kira relevan," katanya.
Qodari pun menganggap Sandiaga telah berpengalaman dalam melobi investor untuk menjalin kerja sama. Menurutnya, ada kemungkinan Sandiaga diberi tugas khusus untuk mengajak investor ikut bekerja sama memenangkan pasangan capres-cawapres yang diusung Gerindra.
Di sisi lain,
Sandiaga Uno juga telah memiliki jaringan yang luas di kalangan pelaku ekonomi kelas atas. "Bisa saja, tapi siapapun itu, pasti akan melakukan komunikasi ke sana," ucap Qodari.
(pmg/sur)