Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta
Anies Baswedan menanggapi pegawai Dinas Perhubungan (Dishub) yang mengembalikan mobil aktivis
Ratna Sarumpaet usai diderek di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Anies menyebut stafnya bekerja tak sesuai prosedur.
Ratna sempat berusaha menghubungi Anies saat mobilnya
diderek Dishub DKI Jakarta. Dia menelepon Anies demi mengadu dan meminta bantuan karena mobil SUV-nya diderek.
"Kemudian dari situ justru ada inisiatif tindakan dari staf-staf di Dinas. Ini yang saya katakan, berarti selama ini kalau bekerja itu enggak lihat prosedur. 'Yang penting saya enggak dimarahi, yang penting saya enggak ditegur'" kata Anies di Kantor Wali Kota Jakarta Timur, Kamis (5/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anies menilai ada kesan bahwa pegawai Dishub itu segan lantaran Ratna adalah kerabatnya dan langsung menghubunginya.
Anies berharap peristiwa itu dapat dijadikan pelajaran bagi semua pegawai pemerintahan untuk tidak menumbuhkan kebiasaan takut pada atasan, melainkan pegawai harus senantiasa taat terhadap prosedur.
"Jangan takut pada, 'Oh, ini temannya Pak Gubernur. Jangan sampai nanti saya ditegur Pak Gubernur.' Itu kebiasaan buruk," katanya.
Anies menyebut tindakan ini sebagai warisan masalah dengan kebiasaan membahagiakan gubernur.
"Jangan kebiasaan membahagiakan gubernur. Kebiasaannya adalah menegakan aturan," kata Anies.
Ratna melanggar Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Transportasi. Salah satu poin perda itu mengatur sanksi kepada pengendara yang berhenti bukan pada tempatnya.
Dalam sebuah video yang viral di media sosial, Ratna tampak tak terima atas tindakan petugas Dishub yang memasang alat derek di mobilnya lantaran dianggap parkir liar.
Dengan suara tinggi, Ratna menyebut akan menelpon Anies untuk mengadukan hal itu. Ratna pun mengaku staf Anies yang menerima teleponnya.
(pmg/gil)