Jakarta, CNN Indonesia -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan mengambil sikap tegas kepada anggota Komisi Hukum dan Perundang-undangan
Abdul Chair Ramadhan. Alasannya, Abdul telah menyerukan massa Aksi 64 untuk tidak menghiraukan pernyataan Ketua Umum MUI
Ma'ruf Amin agar memaafkan Sukmawati Soekarnoputri.
Wakil Ketua Komisi Hukum dan Perundang-undangan MUI Ikhsan Abdullah menyatakan akan meminta klarifikasi Abdul pada Selasa (10/4).
"Kita akan lakukan pembicaraan. Dia akan saya panggil hari Selasa untuk klarifikasi apa benar pernyataan itu. Kalau benar, ya Anda di luar saja," ujar Ikhsan saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Sabtu (7/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ikhsan menyesalkan salah satu anggotanya itu menentang pernyataan Ketua Umum MUI karena tidak melalui mekanisme internal. Bahkan menurutnya, Abdul terlalu liar dan tidak memiliki adat keulamaan.
"Kalau seperti itu namanya liar. Apalagi memprovokasi umat untuk tidak menaati seruan Kiyai Ma'ruf," tambahnya.
Dihubungi terpisah, Wakil Ketua MUI Zainut Tauhid mengatakan masalah ini rencananya akan dibahas pada rapat mingguan Pimpinan MUI Selasa pekan depan.
Zainut menilai Abdul telah melanggar etika karena memprovokasi publik menentang pernyataan Ketua Umum MUI.
"Perbedaan bisa diselesaikan di forum bukan di publik. Mengumumkan ketidaksetujuan lalu memprovokasi, tindakan tidak etislah," pungkasnya saat dihubungi CNNIndonesia.com, Sabtu (7/4).
Sebelumnya, Anggota Komisi Hukum dan Perundang-undangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Abdul Chair Ramadhan meminta massa Aksi 64 untuk tak mempedulikan pernyataan Ketua MUI Ma'ruf Amin untuk memaafkan Sukmawati Soekarnoputri.
Dengan mengaku sebagai ahli hukum MUI, ia menyampaikan seruan di atas mobil komando saat Aksi 64 menentang
Sukmawati Soekarnoputri, di Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (6/4).
"Untuk tidak menghiraukan seruan Ketua MUI Ma'ruf Amin. Saya ahli hukum MUI. Saya tidak terima. Saya siap berhadapan dengan siapapun," seru dia.
Ma'ruf Amin telah mengimbau umat Islam untuk memaafkan Sukmawati karena yang bersangkutan telah menjelaskan maksud isi puisi "Ibu Indonesia" sekaligus meminta maaf kepada muslim yang merasa tersinggung.
(pmg)