Bandung, CNN Indonesia -- Kepolisian Jawa Barat tengah menyelidiki lebih dalam sumber bahan oplosan yang didapat oleh tersangka JS dan HM dalam kasus miras di Cicalengka, Kabupaten Bandung, yang menewaskan puluhan orang.
Selain sumber tersangka mendapatkan alkohol untuk bahan oplosan, Polda Jabar juga tengah mendalami peluang penambahan pelaku dalam kasus tersebut.
"Sampai sekarang kami masih lakukan penyelidikan dan pemeriksaan. Belum ada penambahan tersangka selain JS dan HM," kata Dir Narkoba Polda Jabar Komisaris Besar Enggar Pareanom ditemui di RSUD Cicalengka, Selasa (10/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Enggar menyebut kini pihaknya tengah mencari keterangan dari korban miras oplosan yang selamat dan mampu memberikan informasi.
Namun diketahui seorang pemasok berinisial C buron dan masih dicari. C disebut setiap pekan mengirimkan 10 dus berisi 24 botol dengan harga Rp340 ribu kepada JS.
Minuman tersebut kemudian dijual kepada masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah.
"Untuk C, kami masih tanda tanya. Karena kami tanya JS selalu bolak-balik memberikan keterangan," kata Enggar. "Untuk kasus ini bisa kemungkinan penambahan tersangka,"
Enggar kemudian menyebut, berdasarkan hasil pengujian melalui tes urine dan darah korban miras oplosan, terdapat kandungan metanol cukup tinggi meski di bawah 60 persen.
Enggar juga menyebut pihaknya akan terus menyisir dan meningkatkan razia miras di wilayahnya.
Senada dengan Enggar, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bandung juga menyisir dan menggerebek lokasi yang kerap menjual miras oplosan.
"Sebanyak 400 tempat di seluruh Kabupaten Bandung, 50 di Cicalengka. Sekarang sudah banyak yang hilang barangnya, tapi rumahnya masih ada," kata Kepala Satpol PP Kabupaten Bandung, Usman Sayogi.
Usman menyebut banyak penjual melakukan aktivitasnya di antara bangunan liar. Usman menyebut, selama ini pihaknya terus melakukan razia bahkan sebelum ada kasus Cicalengka, namun rupanya hukum tak membuat pelaku jera.
Selain miras, Usman juga menyebut tuak dari singkong yang berasal dari Cianjur juga banyak ditemukan di wilayahnya. Menurut Usman, tuak itu tiba di Kabupaten Bandung sebagai bahan untuk dioplos dengan alkohol.
Petugas membawa jerigen yang berisi bahan untuk miras oplosan saat melakukan penggerebekan di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (8/4). (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi) |
"Sampai di sini, diracik kembali pakai alkohol seratus persen, spirtus, dan cairan anti nyamuk. Dari pengolah, lalu diteruskan ke pengecer. Pengolahannya di luar Cicalengka, tapi cukup dekat," jelasnya.
"Faktor ekonomi masyarakat, ingin murah tapi senang. Kalau yang mahal kan tidak terbeli. Jadi ini hiburan murah meriah," lanjutnya.
Usman menyebut razia yang ia dan Satpol PP lakukan di 10 kecamatan telah mengumpulkan 1.000 jeriken tuak dan 1.500 botol miras ilegal berbagai variasi.
"Untuk yang 'ginseng' ini orang sudah terbiasa, mau kerja beli dulu. Produk lama itu sudah enggak ada, nah tiba-tiba ada produk itu. Ada racikan baru." kata Usman.
(hyg/end)