Cerita Abu Yus, Tokoh PPP Aceh yang Pindah ke PBB

Christie Stefanie & Ihsan Dalimunthe | CNN Indonesia
Minggu, 22 Apr 2018 13:57 WIB
Tokoh PPP Aceh Abu Yus mengaku pindah ke PBB karena perpecahan di tubuh partai lamanya yang tidak kunjung usai. Dia memilih PBB karena 'titisan' Masyumi.
Partai Bulan Bintang besutan Yusril Ihza Mahendra. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tokoh Aceh Muhammad Yus atau yang lebih dikenal Abu Yus memutuskan hengkang dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan bergabung ke Partai Bulan Bintang (PBB)

Abu Yus mengatakan kepindahan itu diputuskan setelah ia melihat konflik dualisme di tubuh partai berlambang Ka'bah itu tak akan menemui titik temu.

"Semua masyarakat tahu saya bela PPP. Tapi perkembangan PPP sudah seperti itu. Saya keluar dan orang paham kenapa saya keluar," kata Abu Yus kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (21/4).


Abu Yus memulai karier politiknya bersama PPP sejak 1990 sebagai Ketua Biro Kaderisasi DPW PPP di Aceh hingga menjadi Ketua DPP PPP sejak 2003. Abu Yus juga pernah menjadi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA).

Abu Yus mengaku berat hati meninggalkan PPP. Ia sadar namanya turut dibesarkan PPP lebih dari 28 tahun.

"Bagaimanapun PPP kan partai saya dulu. Saya tetap ingat PPP, berat juga hati tapi karena sudah seperti itu. Apalah cerita saya? Ya tinggal," tuturnya.


Luruskan Pernyataan Yusril


Abu Yus membantah dirinya menjadi penyebab dan mengajak banyak kader PPP keluar dan bergabung dengan partai besutan Yusril Ihza Mahendra itu.

"Saya pindah sendiri ke PBB. Namun ada orang-orang sepaham dengan saya mungkin (ikut) keluar. Tapi saya tidak pernah ajak keluar," ucapnya.

Ia membantah kepindahannya ke PBB karena rasa tidak suka terhadap pemerintahan dan sikap PPP yang mendukung petahana Joko Widodo di Pilpres 2019 seperti yang diklaim Yusril.

"Tidak ada hubungannya. Pak Jokowi kan bukan kader PPP, beliau presiden," ucap Abu Yus.


Abu Yus menjelaskan soal pilihannya yang jatuh kepada PBB, bukan ke partai Islam lainnya seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS) atau Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Menurutnya, PBB merupakan partai yang dibentuk para pengikut Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Partai Masyumi) setelah masa kepimimpinan Presiden Soeharto berakhir pada 1998.

Menurut dia, empat partai atau golongan Islam yang ada di dalam Masyumi adalah Parmusi, NU, PSII, dan PERTI.

"Parmusi itu dari Masyumi, lalu PBB tetesan dari Masyumi. Apabila saya keluar PPP dan masuk PBB saya kembali kepada dasar Masyumi," kata dia.
Cerita Abu Yus, Tokoh PPP Aceh yang Pindah ke PBBKetua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra saat mengambil nomor urut partai di KPU. (CNN Indonesia/Safir Makki)


Masyumi merupakan partai politik Islam terbesar di Indonesia selama era demokrasi liberal Indonesia yang resmi berdiri sejak November 1945. Pada awalnya, menurut Abu Yus, umat Islam harusnya satu partai.

"Tapi pecah belah kemudian disatukan Pak Soeharto menjadi PPP. Kalau PPP setop makanya kembali ke dasar (Masyumi dan PBB)," ucap mantan anggota DPR RI fraksi PPP ini.

Lebih lanjut, Abu Yus membantah kepindahannya ke PBB karena tawaran atau lobi khusus Yusril.

Ia mengaku kenal Yusril semasa pembahasan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Provinsi DI Aceh sebagai Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.


Kedekatan mereka tetap terjalin dalam pembahasan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh.

"Jadi beliau kalau jumpa saya tidak pernah bahas partai. Cuma orang ini bilang merasa senang saya masuk PBB. Saya tidak tahu," ucap Abu Yus.

Sebelumnya, Yusril mengatakan pindahnya sejumlah kader PPP yang bergabung dalam PPP Khittah selain karena konflik internal juga karena tak setuju dengan keputusan mendukung Presiden Jokowi pada Pilpres 2019.

Mantan Menteri Sekretaris Negara itu mengklaim sudah banyak kader PPP di daerah yang bergabung ke partainya. Yusril menyebut salah satu contohnya adalah mantan Ketua PPP Aceh, Abu Yus yang bergabung ke partainya.

Aceh, kata Yusril, menjadi daerah dengan perpindahan kader cukup banyak.

(gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER