Kemendikbud Tambah Tingkat Kesulitan Soal UN Tahun Depan

Mesha Mediani | CNN Indonesia
Senin, 23 Apr 2018 18:43 WIB
Kemendikbud akan menambah tingkat kesulitan soal ujian nasional meski telah mendapat protes dari banyak siswa yang pusing menjawab soal-soal tersebut.
Dirjen Dikdasmen Kemendikbud menyatakan soal dengan standar HOTS akan ditambah bertahap jumlahnya dalam ujian nasional, termasuk pada tahun depan. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berencana menambah porsi soal berstandar High Order Thinking Skills (HOTS) pada ujian nasional (UN) tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) tahun depan.

"Bertahap itu akan ditambah. Paling maksimal 15 sampai 20 persen," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Kemendikbud Hamid Muhammad di kantornya, Jakarta, Senin (23/4).


Hamid mengaku butuh waktu yang panjang untuk mengenalkan HOTS ke seluruh guru dan pelajar di Indonesia. Jika tidak dikenalkan sejak sekarang, kata Hamid, nilai Indonesia untuk meraih standar Program for International Student Assessment (PISA) takkan pernah bertambah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hamid mengklaim kompetensi sejumlah guru SMA sudah dilatih sejak tahun 2016 supaya mampu menyampaikan materi dan soal HOTS kepada anak didiknya. Namun, pelatihan oleh Kemendikbud itu belum menjangkau ke seluruh guru di Indonesia.

"Mungkin tidak merata, kan tidak semua guru dapat pelatihan. Itu memang butuh waktu, tapi kita tidak mungkin memperkenalkan soal itu setelah guru ditatar semua. Jadi harus paralel," kata Hamid.

Selain itu, Hamid pun mengimbau agar persoalan sulitnya soal HOTS bagi peserta UN tidak terlalu diributkan. Pasalnya, kata dia, jumlah HOTS 10 persen dari total 50 soal ujian per pelajaran. Artinya, ada empat sampai lima soal UN yang tingkat kesulitannya setara dengan ujian masuk perguruan tinggi.

Kendati demikian, Hamid menerima protes pelajar yang tentunya ingin mampu menjawab soal 100 persen benar, meski hasil UN bukanlah satu-satunya penentu kelulusan.

"Ya, tidak apa-apalah belajar terus. Nanti juga bisa," ujarnya.


Sebelumnya, Mendikbud Muhadjir Effendy menyebut 10 persen soal HOTS diharapkan mampu mendorong siswa berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif.

Sejumlah pelajar pun bereaksi atas pelaksanaan UN SMA, khususnya pada mata pelajaran Matematika yang dianggap sulit oleh mereka. Itu salah satunya terlihat dari curhatan para pelajar ke media sosial resmi Kemendikbud.

Salah satunya adalah akun @emilfhanif yang melontarkan komentar, 'Pak tadi saya ke sekolah niatnya mau ngerjain soal MTK. Kok malah jadi soal MTK yang ngerjain saya?' (kid/gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER