
Kronologi Detail Pertemuan Jokowi dan PA 212 di Bogor
DHF, CNN Indonesia | Rabu, 25/04/2018 19:12 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bertemu anggota Persaudaraan Alumni (PA) 212 di Istana Kepresidenan Bogor, Minggu (22/4).
Pertemuan yang berlangsung tertutup dan rahasia itu kemudian bocor ke media dua hari kemudian. PA 212 pun kemudian melakukan klarifikasi dan menggelar jumpa pers, Rabu (25/4) siang.
Anggota Penasihat Persaudaraan Alumni 212 Muhammad Al Khaththath menyatakan mereka yang bertemu dengan Jokowi adalah Tim 11 Ulama Alumni 212. Tim itu dipimpin Misbahul Anam yang juga diketahui sebagai salah satu pendiri Front Pembela Islam (FPI).
Dalam jumpa pers tersebut, Usamah Hisyam yang juga menjadi bagian dari Tim 11 mengatakan pertemuan dengan Jokowi di Istana Bogor akhir pekan lalu bukanlah agenda mendadak, karena sudah direncanakan sejak beberapa bulan sebelumnya.
Pria yang juga Ketua Umum Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) itu mengatakan dirinya adalah penyambung Istana dengan Alumni 212. Dia pun mengklaim telah memiliki hubungan silaturahmi dengan Jokowi dan Istana.
Usamah menyebut pada awalnya pihaknya berencana bertemu Jokowi untuk membicarakan kepulangan pimpinan FPI, Rizieq Shihab, yang semula dijadwalkan pada 21 Februari 2018.
Semua itu, terang Usamah, berawal dari rapat pada 12 Februari 2018 yang digelar Tim 11 Ulama Alumni 212. Salah satunya dengan mengomunikasikan perihal kriminalisasi ulama dengan Pemerintah.
"Dan pada saat itu atas inisasi Abi Tham (Muhammad Husni Thamrin), dan mendapat persetujuan dari Habib Rizieq di Mekkah, kami laporkan untuk bisa menemui bapak Presiden," ucapnya usai Misbahul menyampaikan sikap soal bocornya pertemuan Jokowi dan Tim 11 Alumni 212.
Atas keputusan tersebut, Usamah pun bergerak untuk berkomunikasi dengan Istana soal niat tersebut. Akan tetapi karena kesibukan jadwal Jokowi, pertemuan dijanjikan setelah jadwal kepulangan Rizieq.
Tapi, sambung Usamah, Istana tak kunjung memberikan kabar hingga pada 14 April 2018. Dia kemudian diinformasikan untuk bertemu dengan Jokowi pada 19 April 2018.
"Oleh sebab itu saya pribadi pada tanggal 19 hadir diterima bapak Presiden. Empat mata di Istana pada tanggal 19 April pukul 15.30," lanjutnya.
Pada pertemuan itu, sambung Usamah, Jokowi menanyakan apa agenda yang akan dibahas dalam pertemuan dengan Tim 11 Ulama Alumni 212. Setelah tahu hal yang akan dibahas terkait kriminalisasi ulama, Jokowi lalu menjanjikan bakal membentuk tim kecil untuk merencanakan pertemuan itu lebih matang.
"Malam hari saya dapat kontak dari pihak Istana akan disiapkan waktu hari Minggu. Awalnya kita ingin Salat Subuh berjamaah, tapi Presiden ada kesibukan lain maka dilakukan di Istana Bogor kita minta Salat Zuhur berjamaah," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, anggota lain Tim 11 Ulama Alumni 212, Yusuf Muhammad Martak menyatakan sebelum pertemuan mereka tak masalah apakah akan digelar tertutup atau terbuka.
Namun, sambungnya, sejak awal gawai dari Tim 11 Ulama Alumni 212 diminta untuk tidak dibawa ke ruang pertemuan. Bahkan fotografer Istana diminta Jokowi untuk keluar ruangan.
"Jadi bukan kami yamg minta tertutup, kami tidak pernah melakukan suatu permintaan. Mau tertutup mau terbuka, pertemuan bagi kami di manapun semua sama," jelasnya.
Ketua Presidium Alumni 212 Slamet Maarif yang juga menjadi bagian dari tim 11 menjelaskan pertemuan itu berlangsung dari sebelum Salat Zuhur hingga sekitar pukul 14.30 WIB. Kemudian, setelah salat zuhur di masjid dalam lingkungan Istana Bogor, mereka makan siang bersama sembari berbincang terkait kriminalisasi ulama. (kid)
Pertemuan yang berlangsung tertutup dan rahasia itu kemudian bocor ke media dua hari kemudian. PA 212 pun kemudian melakukan klarifikasi dan menggelar jumpa pers, Rabu (25/4) siang.
Anggota Penasihat Persaudaraan Alumni 212 Muhammad Al Khaththath menyatakan mereka yang bertemu dengan Jokowi adalah Tim 11 Ulama Alumni 212. Tim itu dipimpin Misbahul Anam yang juga diketahui sebagai salah satu pendiri Front Pembela Islam (FPI).
Dalam jumpa pers tersebut, Usamah Hisyam yang juga menjadi bagian dari Tim 11 mengatakan pertemuan dengan Jokowi di Istana Bogor akhir pekan lalu bukanlah agenda mendadak, karena sudah direncanakan sejak beberapa bulan sebelumnya.
Pria yang juga Ketua Umum Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) itu mengatakan dirinya adalah penyambung Istana dengan Alumni 212. Dia pun mengklaim telah memiliki hubungan silaturahmi dengan Jokowi dan Istana.
Usamah menyebut pada awalnya pihaknya berencana bertemu Jokowi untuk membicarakan kepulangan pimpinan FPI, Rizieq Shihab, yang semula dijadwalkan pada 21 Februari 2018.
Semua itu, terang Usamah, berawal dari rapat pada 12 Februari 2018 yang digelar Tim 11 Ulama Alumni 212. Salah satunya dengan mengomunikasikan perihal kriminalisasi ulama dengan Pemerintah.
"Dan pada saat itu atas inisasi Abi Tham (Muhammad Husni Thamrin), dan mendapat persetujuan dari Habib Rizieq di Mekkah, kami laporkan untuk bisa menemui bapak Presiden," ucapnya usai Misbahul menyampaikan sikap soal bocornya pertemuan Jokowi dan Tim 11 Alumni 212.
Atas keputusan tersebut, Usamah pun bergerak untuk berkomunikasi dengan Istana soal niat tersebut. Akan tetapi karena kesibukan jadwal Jokowi, pertemuan dijanjikan setelah jadwal kepulangan Rizieq.
Tapi, sambung Usamah, Istana tak kunjung memberikan kabar hingga pada 14 April 2018. Dia kemudian diinformasikan untuk bertemu dengan Jokowi pada 19 April 2018.
"Oleh sebab itu saya pribadi pada tanggal 19 hadir diterima bapak Presiden. Empat mata di Istana pada tanggal 19 April pukul 15.30," lanjutnya.
![]() |
Pada pertemuan itu, sambung Usamah, Jokowi menanyakan apa agenda yang akan dibahas dalam pertemuan dengan Tim 11 Ulama Alumni 212. Setelah tahu hal yang akan dibahas terkait kriminalisasi ulama, Jokowi lalu menjanjikan bakal membentuk tim kecil untuk merencanakan pertemuan itu lebih matang.
"Malam hari saya dapat kontak dari pihak Istana akan disiapkan waktu hari Minggu. Awalnya kita ingin Salat Subuh berjamaah, tapi Presiden ada kesibukan lain maka dilakukan di Istana Bogor kita minta Salat Zuhur berjamaah," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, anggota lain Tim 11 Ulama Alumni 212, Yusuf Muhammad Martak menyatakan sebelum pertemuan mereka tak masalah apakah akan digelar tertutup atau terbuka.
Namun, sambungnya, sejak awal gawai dari Tim 11 Ulama Alumni 212 diminta untuk tidak dibawa ke ruang pertemuan. Bahkan fotografer Istana diminta Jokowi untuk keluar ruangan.
"Jadi bukan kami yamg minta tertutup, kami tidak pernah melakukan suatu permintaan. Mau tertutup mau terbuka, pertemuan bagi kami di manapun semua sama," jelasnya.
Ketua Presidium Alumni 212 Slamet Maarif yang juga menjadi bagian dari tim 11 menjelaskan pertemuan itu berlangsung dari sebelum Salat Zuhur hingga sekitar pukul 14.30 WIB. Kemudian, setelah salat zuhur di masjid dalam lingkungan Istana Bogor, mereka makan siang bersama sembari berbincang terkait kriminalisasi ulama. (kid)
ARTIKEL TERKAIT

Ditegur Tim 11, Presidium Alumni 212 Batal Konferensi Pers
Nasional 9 bulan yang lalu
Tawa dan Canda Warnai Pertemuan Jokowi dan Tim 11 Alumni 212
Nasional 9 bulan yang lalu
VIDEO: PA 212 Minta Istana Usut Pembocor Pertemuan
Nasional 9 bulan yang lalu
Eggi Sudjana Tuntut Istana Ungkap Isi Pertemuan PA 212-Jokowi
Nasional 9 bulan yang lalu
Daftar Tim 11 Ulama Alumni 212 yang Bertemu Jokowi di Bogor
Nasional 9 bulan yang lalu
Alumni 212 Sebut Pertemuan Bogor Jihad ke Penguasa 'Jair'
Nasional 9 bulan yang lalu
BACA JUGA

Kemandirian Pangan Tak Sebatas Soal Berhenti Impor
Ekonomi • 19 February 2019 09:24
Klub-klub Sepak Bola di Dunia Bernama Unicorn
Olahraga • 18 February 2019 20:34
Jokowi Prioritaskan Ekspor Industri Makanan dan Minuman
Ekonomi • 19 February 2019 07:27
Klaim Jokowi soal Impor Jagung Turun dan Polemik Harga
Ekonomi • 18 February 2019 18:42
TERPOPULER

Filep Karma Sebut Gus Dur Presiden yang Paling Baik ke Papua
Nasional • 3 jam yang lalu
Walhi: Lahan Prabowo Kemungkinan Didapat di Era Orde Baru
Nasional 1 jam yang lalu
Jokowi Serang Kepemilikan Lahan Prabowo, Bawaslu Tegur KPU
Nasional 46 menit yang lalu