Jakarta, CNN Indonesia --
Operasi Tinombala di Poso, Sulawesi Tengah, diperpanjang karena ada permintaan dari Kapolda Sulteng yang baru dilantik, Brigjen Pol Ermi Widyatno.
"Ini permintaan Kapolda selaku kasatwil [kepala satuan wilayah]. Permintaan dari wilayah setempat," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto, di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (26/4).
Meski diminta oleh daerah, Setyo memastikan bantuan dari Mabes Polri akan tetap diberikan kepada Sulteng. Kata Setyo, operasi ini perlu diperpanjang untuk menangkap sisa anggota kelompok teroris Santoso.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dikendalikan oleh Kapolda (Sulteng) di-backup oleh Mabes. Karena ada beberapa orang lagi yang beum tertangkap," ujarnya.
Ada sekitar tujuh orang anggota Santoso yang diduga masih tersebar. Sejauh ini Polisi dan TNI berkeinginan untuk menuntaskan pengikut-pengikut Santoso dan mencegah kelompok ini berkembang.
"Tujuh orang masih berada di hutan dan belum ketangkap masih dikejar. Kalau enggak salah ada 13 bahkan ada dari Burma masuk waku itu kan," tutur Setyo.
Diketahui, Operasi Tinombala sudah berlangsung sejak 2015 untuk mengejar anggota kelompok Mujahiddin Indonesia Timur (MTI) pimpinan Santoso. Tujuh orang tersebut diduga bersembunyi di hutan Gunung Biru, Taman Jeka, Poso.
Kepala Bidang Hubungan Masyarkat (Kabid Humas) Polda Sulawesi Tengah Ajun Komisaris Besar Hadi Suprapto mengatakan nama tujuh orang anggota kelompok MIT itu adalah Ali Muhammad alias Ali Kalora alias Ali Ambon, Muhammad Faisal alias Namnung alias Kobar, Qatar alias Farel, Nae alias Galuh, Basir alias Romzi, Abu Alim, dan Kholid.
(arh/gil)