Jakarta, CNN Indonesia -- Jumlah
tenaga kerja asing (TKA) di
Balikpapan, Kaltim, diklaim terus menurun. Bahkan sejak 2017, jumlahnya diperkirakan tinggal 192 orang. Jumlah tersebut bahkan disebutkan akan terus turun tahun ini.
"Di tahun 2013 masih ada 600 orang," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Balikpapan Tirta Dewi, seperti ditulis Antara, Selasa (1/5). "Pada tahun 2015 jumlahnya turun menjadi 400 orang, dan 300 orang di 2016."
Balikpapan yang terkenal dengan produksi minyaknya itu memang banyak menyerap tenaga kerja asing. Namun, menurut Tirta Dewi, penurunan jumlah itu karena habisnya masa kontrak para TKA. Posisi TKA ini lantas diganti oleh tenaga kerja Indonesia sendiri. Perubahan perusahaan juga menjadi satu sebab.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awal tahun ini Total Indonesie berganti menjadi Pertamina Hulu Mahakam (PHM), dan beberapa TKA dari Total memutuskan tidak bergabung dengan PHM," terang Tirta.
Total Indonesie adalah operator atau penambang minyak dan gas di kawasan yang disebut Blok Mahakam. Mereka tersebar di delta muara Sungai Mahakam, termasuk juga Blok South Mahakam di laut lepas pantai Balikpapan.
Saat perusahaan berubah, pegawai Total Indonesie diberi pilihan. Apakah mereka ingin tetap sebagai karyawan Total Indonesie namun pindah ke situs atau tempat kerja Total yang lain. Pilihan lain adalah menjadi karyawan PHM, pensiun, atau alasan pribadi yang tidak disebutkan.
Tahun ini jumlah TKA diperkirakan juga akan semakin menurun menyusul berhentinya Chevron dari operator blok-blok migas di Kalimantan Timur.
Selain di sektor pertambangan minyak dan gas, TKA juga ada di sektor pertambangan batubara, alat berat, hingga perhotelan, termasuk di olahraga. Dengan memutuskan tidak mengontrak pemain asing, klub sepakbola Persiba Balikpapan yang saat ini bermain di Liga 2 juga menjadi penyumbang berkurangnya jumlah tenaga kerja asing di Kota Minyak.
"Jadi TKA yang ada di Balikpapan adalah tenaga kerja dengan skill," tegas Tirta Dewi. Bahkan di sektor perumahan, seiring dengan dimulainya investasi dari China di sektor properti, hanya jabatan setara manajer yang dijabat TKA. Itu pun, kata Direktur Utama PT Lidia and Dandy Suhardi Hamka selaku pengembang, lebih sekedar sebagai perwakilan investor.
Di sisi lain, jelas Kepala Disnaker, jumlah TKA yang 192 orang saat ini sangat kecil dengan jumlah 78 ribu tenaga kerja Indonesia di banyak sektor. Karena itu juga, ujarnya, isu tenaga kerja asing asal China tidak mendapat tempat di Balikpapan.
(eks)