Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi Resor (Polres) Metro Tanjung Priok mengakui terjadi keributan di kawasan cagar budaya
Makam Mbah Priok, pada Jumat (4/5) dini hari pekan lalu. Menurut polisi, insiden hanya terjadi di lahan parkir yang terdapat di luar cagar budaya, dan bukan penyerangan dilakukan oleh ratusan orang.
Kapolres Tanjung Priok AKBP Eko Hadi mengatakan keributan itu hanya terjadi antara dua warga Cilincing, Jakarta Utara, yang kerap menjadi petugas parkir di kawasan Makam Mbah Priuk. Dia juga menyangkal isi pesan berantai menyatakan kedua belah pihak menggunakan senjata tajam dan air soft gun.
"Ini yang perlu saya luruskan. Itu kan judulnya ngeri di Makam Mbah Priok, bukan ya. Ada sekelompok pemuda, di luar Makam Mbah Priok, selisih paham karena parkir. Itu di depan area Makam Mbah Priok, jadi bukan di Makam Mbah Priok," ujarnya saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Senin (7/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eko mengatakan pesan berantai itu juga menuliskan ada santri yang dikeroyok. Padahal, dia menjelaskan tidak ada hal yang berkaitan dengan keagamaan dalam peristiwa itu.
Menurut Eko, awalnya kedua orang tukang parkir itu bertengkar lantas berkelahi. Namun, Eko mengatakan pihaknya telah melakukan pengawasan sebelum rekan-rekan dari kedua orang itu hadir dan memicu keributan lebih besar lagi.
Permasalahan keduanya, kata Eko, hanya karena perselisihan soal ketentuan parkir kendaraan pengunjung makam. Satu orang meminta supaya parkir dilakukan dengan pemeriksaan STNK, tetapi seorang lagi menolak.
"Ribut masalah parkiran. Jadi sangat jauh dari urusan makam, jauh dari urusan keagamaan. Kalau itu (pesan berantai) kesannya ribut karena agama, itu ngeri banget," ujarnya.
"Dua-duanya yang biasa suka narik-narik parkir. Bukan di dalam. Jadi masalah lahan parkir, yang satu kalau parkir cek STNK, yang satu tidak setuju ada cek STNK. Jadi satunya tertib, satunya tidak tertib. Kalau dicek STNK yang parkir di tempat dia kan jadi dikit," kata Eko.
Eko juga membantah penggunaan air softgun dalam keributan tersebut. "Tidak ada, tidak ada, hoax," ujarnya.
Seorang pengurus Makam Mbah Priok, Wahyu, membenarkan terjadi insiden keributan itu. Namun, dia enggan merinci persoalan itu.
"Memang benar, tapi itu sudah diurus oleh Polsek KP3 (Pelabuhan Tanjung Priok) dan Polres Jakarta Utara. Ditanya ke sana saja," kata Wahyu kepada
CNNIndonesia.com.
(ayp/gil)