Jakarta, CNN Indonesia -- Selain berharap ada peningkatan kerja sama dua negara, Wakil Presiden
Jusuf Kalla alias JK tetap meminta investor China memprioritaskan
pekerja Indonesia dalam proyek-proyeknya.
Hal ini disampaikan JK di hadapan Perdana Menteri China Li Keqiang saat pertemuan bisnis Indonesia-China di Hotel Shangrila, Jakarta, Senin (7/5) malam.
"Harapan Indonesia untuk mewujudkan peningkatan investasi China di sektor industri manufaktur, pengolahan energi, ramah lingkungan, prioritaskan tenaga kerja Indonesia dan memberi nilai tambah bagi industri hulu dan hilir," ujar JK.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlebih, kata JK, China termasuk investor terbesar ketiga di Indonesia.
Selain itu, pihaknya menginginkan peningkatan kerja sama perdagangan dengan tetap mengupayakan keseimbangan neraca perdagangan.
JK berharap terjadi peningkatan impor China atas produk unggulan Indonesia, seperti kelapa sawit, biodiesel, kopi, buah-buahan tropis, perhiasan, hingga promosi produk Indonesia di portal bisnis daring ternama milik China.
"Hal-hal di atas dapat mengurangi defisit perdagangan Indonesia terhadap China yang pada 2017 mencapai US$12,7 miliar," katanya.
 Presiden Joko Widodo (kanan) dan Perdana Menteri China Li Keqiang (kiri), di Istana Kepresidenan, Senin (7/5). ( CNN Indonesia/Christie Stefanie) |
Menurut JK, hubungan bilateral Indonesia-China semakin meningkat sejak pencanangan kemitraan strategis komprehensif dengan negara tirai bambu tersebut pada 2013. Hal ini salah satunya ditunjukkan dengan peran China sebagai mitra dagang terbesar bagi Indonesia.
Tercatat pada 2017, total perdagangan Indonesia-China mencapai lebih US$60 miliar. Jumlah ini naik 24 persen dari 2016 sebesar US$48 miliar. Selain itu China juga menjadi mitra pembangunan infrastruktur kedua terbesar di Indonesia.
"Kemitraan akan menguat dengan kesepakatan membangun empat koridor ekonomi lintas integrasi Indonesia," tutur JK.
Ia meyakini kerja sama ekonomi kedua negara akan terus tumbuh besar di masa mendatang. Menurutnya, pertumbuhan ini tak lepas dari kebijakan Indonesia-China yang menciptakan kondisi bisnis yang sehat dan menguntungkan.
"Saya berharap usai forum bisnis ada upaya menindaklanjuti dan menerjemahkan berbagai komitmen kerja sama menjadi proyek bisnis yang konkret dan saling menguntungkan," ucapnya.
Acara ini merupakan bagian kunjungan Li ke Indonesia hingga 8 Mei mendatang. Kunjungan ini menandai lima tahun kemitraan strategis dan komprehensif Indonesia-China dan 15 tahun kemitraan strategis ASEAN-China.
Isu penggunaan pekerja kasar China dalam proyek-proyek investasinya mengemuka seiring dikeluarkannya Peraturan Presiden tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing. Hal itu menjadi amunisi bagi oposisi untuk menyerang Pemerintah.
(arh/pmg)