Depok, CNN Indonesia -- Di tengah keterbatasan fisik sebagai penyandang difabel, Tasya Nurfitra bersemangat menghadapi ujian ujian Seleksi Bersama Masuk Perguran Tinggi Negeri (SBMPTN) 2018.
Pemudi lulusan SMAN 107 Jakarta itu mengaku ingin melanjutkan pendidikan tinggi ke Fakultas Kedokteran. Ada dua kampus yang ia pilih dalam SBMPTN 2018 yakni di Universitas Indonesia (UI) atau Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta.
"Ada yang menginspirasi saya. Dokter Mulyadi, dokter yang pernah merawat saya waktu saya sakit," ujar gadis kelahiran 2000 itu sesaat sebelum ujian seleksi masuk PTN yang digelar di Kampus UI Depok dimulai, Selasa (8/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tasya adalah satu dari 11 peserta berkebutuhan khusus yang mengikuti ujian di kampus negeri tersebut. Bersama peserta difabel lainnya, gadis berjilbab yang duduk di kursi roda itu mengerjakan ujian di ruangan khusus di Fakultas Hukum.
Demi tidak terlambat mengikuti ujian, Tasya bercerita dirinya ditemani keluarganya menginap di salah satu rumah kerabat mereka yang berada di Sukmajaya, Depok. Rumah tinggal Tasya berlokasi di Pulo Gadung, Jakarta Timur.
"Saya optimis. Persiapan sudah sejak jauh hari dan saya rasa sangat mantap. UI dan UIN karena itu yg paling bagus, dan karena saya sudah suka dengan universitas yang saya pilih," ujarnya.
Jika lolos melanjutkan pendidikan S1 di fakultas kedokteran, kelak Tasya mengaku dirinya ingin melanjutkan pendidikan spesialis kardiologi. Belum sempat berbincang lebih banyak perihal alasannya ingin menjadi ahli jantung dan tentang disabilitas dirinya, panitia menginstruksikan agar ruangan Tasya steril dari media. Pasalnya ujian akan segera dimulai.
Tasya adalah satu dari ratusan difabel yang mengikuti SBMPTN 2018. Total se-Indonesia ada 365 siswa difabel yang ikut dalam seleksi masuk perguruan tinggi negeri tahun ini.
 Sudah banyak pergantian nama proses seleksi masuk perguruan tinggi negeri, meskipun pada dasarnya tetap sama sebagai saringan bagi siswa masuk perguruan tinggi negeri. (CNN Indonesia/Laudy Gracivia) |
Sementara itu, Pendidikan Kedokteran UI menjadi jurusan yang paling diminati peserta SBMPTN Saintek. Dari total 97.382 peminat UI lewat jalur SBMPTN, sebanyak 3.955 pesertanya mendaftar pendidikan kedokteran. Padahal, daya tampungnya hanya 126.
Artinya, satu orang peserta kira-kira harus bersaing 'melawan' 31 peserta lainnya demi memperebutkan satu kursi.
Rektor UI Muhammad Anis mengatakan pendidikan dokter selalu menjadi favorit dari tahun ke tahun. Ia menilai itu terjadi karena kehidupan manusia tak pernah lepas dari masalah kesehatan.
"Sebenarya Teknik Metalurgi bagus juga, lho. Teknik Metalurgi sekarang lagi membutuhkan advance material kan," ujar peraih gelar
Master of Metallurgy (M.Met) itu sambil berkelakar usai meninjau pelaksanaan SBMPTN di kampusnya.
Anis menuturkan peserta SBMPTN memilih pilihan kampus dan prodi berdasarkan daya tampungnya.
"Itu akan menentukan pilihan. Kalau daya tampung sedikit, mungkin mereka menghitung keketatannya akan lebih tinggi dan pillih yang daya tampung lebih banyak," katanya.
(kid/gil)