Semarang, CNN Indonesia --
Kepolisian Daerah Jawa Tengah memberlakukan status siaga satu untuk mengantisipasi terjadinya aksi kelompok teroris, usai terjadinya ledakan
bom di tiga gereja Surabaya (13/5) pagi yang menewaskan 11 orang.
Polda Jateng pun menggandeng pihak TNI, Banser dan beberapa Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) untuk patroli bersama.
"Kami memberlakukan status siaga satu. Seluruh Jajaran di seluruh Kasatwil kami minta untuk meningkatkan pengamanan dengan melakukan patroli gabungan bersama TNI, Banser, Kokam maupun beberapa ormas lainnya", ungkap Kapolda Jawa Tengah Irjen Polisi Condro Kirono.
Peningkatan pengamanan ini tidak hanya dilakukan di sejumlah Gereja yang biasa menjadi sasaran pelaku teror, namun juga pusat-pusat keramaian bahkan di Markas Kantor Polisi sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pengamanan kita tidak hanya tempat ibadah seperti Gereja, yang selama ini jadi incaran pelaku teror, namun juga pusat keramaian massa. Di internal kami, penjagaan pengamanan Markas Komando seluruh Satuan Wilayah juga kita tingkatkan", tambah Condro kepada
CNNIndonesia.com.
Kepolisian juga meminta masyarakat untuk memberi informasi setiap kali melihat aktivitas mencurigakan.
Ajakan patroli gabungan bersama dari Polda Jawa Tengah inipun lalu disambut Gerakan Pemuda Ansor dengan menggelar apel di Ungaran, Kabupaten Semarang yang diikuti 1000 anggota Banser.
Ansor Jateng akan ikut mengamankan Gereja dan obyek-obyek vital bersama Polisi.
"Kami dengan senang hati siap berpatroli bersama Polri dan TNI. Teror bom bunuh diri adalah hal terkutut dan tidak dibenarkan di agama apapun," ujar Ketua GP Ansor Jawa Tengah Sholahudin Aly usai memimpin apel Banser di Ungaran, Minggu (13/5).
(vws)