Jakarta, CNN Indonesia -- Keluarga korban tewas ledakan dugaan bom bunuh diri di tiga gereja pagi tadi mulai mendatangi Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5). Mereka tampak terlihat di sekitar Ruang Jenazah RS Bhayangkara Surabaya.
Salah satu keluarga korban, Erdi, mengatakan hendak mengambil jenazah kakaknya, Derbin Ariesta (65). Erdi mendapat kabar dari pihak kepolisian kalau sang kakak menjadi korban meninggal dalam serangan bom bunuh diri itu.
"Iya ini saya mau melihat jenazahnya, saya adiknya, adiknya Bu Derbin," kata Erdi di RS Bhayangkara Surabaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Erdi menyatakan mendiang kakaknya saat itu tengah menjalankan ibadah di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS), Jalan Arjuno, salah satu gereja yang menjadi lokasi dugaan bom bunuh diri. Menurut Erdi, pagi tadi Derbin seorang diri pergi ke gereja.
"Enggak sama keluarga, sendiri," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur Kombes Frans Barung Mangera mengakui bahwa keluarga korban sudah berdatangan ke RS Bhayangkara Surabaya. Saat ini, Tim DVI tengah melakukan identifikasi dengan menggunakan data ante-mortem dan post-mortem.
"Keluarga sudah hadir, nanti dilakukan pencocokan bahwa benar keluarga korban. Yang kita serahkan dari korban, bukan pelaku," ujarnya.
Sampai pukul 18.00 WIB pihak Polda Jatim menyampaikan korban tewas sementara mencapai 13 orang, sedangkan 41 orang luka-luka. Dari 13 korban tewas itu, 6 orang diduga sebagai pelaku dan 7 orang merupakan masyarakat yang berada di tiga gereja berbeda.
"Tujuh dari masyarakat, enam dari diduga pelaku," katanya.
Frans melanjutkan malam ini pihaknya berencana menyerahkan dua korban tewas ledakan dugaan bom bunuh diri ini kepada keluarganya. Namun, dia belum mau menyampaikan identitas dua jenazah yang akan diserahkan itu, sampai pihak keluarga membawanya.
(ayp/asa)