Jakarta, CNN Indonesia -- Ratusan siswa SMAK Frateran dan SDK St. Xaverius, Jalan Veteran, Surabaya tengah melaksanakan ujian semester ketika ledakan bom bunuh diri terjadi di depan pintu masuk Markas
Polrestabes Surabaya, Jawa Timur, Senin (14/5) pagi.
Ledakan
bom bunuh diri itu dilaporkan terjadi sekitar pukul 08.50 WIB. Di waktu yang bersamaan ratusan siswa SMAK Frateran dan SDK St. Xaverius masih menyelesaikan sejumlah soal ujian. Beruntung, siswa ketika itu sudah hampir menyelesaikan soal ujian semester dengan aman.
"Yang ujian itu SMA, SMP pelajaran biasa, SD ujian," kata Tito, salah satu guru di sekolah katholik tersebut kepada CNNIndonesia.com.
Sekolah Katolik ini hanya berjarak sekitar 500 meter dari Mapolrestabes Surabaya. Tito mengaku mendengar suara ledakan dari arah Mapolrestabes Surabaya. Ia awalnya menduga suara itu berasal dari bom yang tengah dijinakkan pihak kepolisian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, lanjut Tito saat dirinya keluar sekolah bersama seorang guru perempuan lainnya dan ingin mendekat ke lokasi ledakan, mereka dihalau oleh petugas kepolisian bersenjata. Ia pun lantas kembali lagi ke sekolah untuk memberi tahu guru lainnya.
Tito mengatakan para siswa SMA dan SD ini tetap selesai mengerjakan soal sesaat setelah ledakan terjadi. Sementara itu, siswa SMP yang tak melaksanakan ujian dipulangkan lebih cepat bersama siswa SMA dan SD yang selesai melaksanakan ujian semester.
"Enggak ditunda sampai selesai. Kecuali SMP sesuai jadwal hari ini mereka pulang jam 13.15 WIB, karena ada kejadian itu, setelah istirahat itu disuruh pulang," tutur Tito.
Tito menyatakan bahwa pihak sekolah tak langsung mengonfirmasikan pemulangan lebih awal lewat pengeras suara agar tak menimbulkan kepanikan siswa. Menurut dia, masing-masing guru wali kelas masuk ke dalam ruangan untuk menyampaikan secara langsung ke murid-muridnya.
Para siswa, kata Tito dipulangkan selepas istirahat atau sekitar pukul 09.30 WIB. Tito menyebut pihak sekolah meminta para siswa untuk menyampaikan kepada orang tua masing-masing agar dijemput di depan sekolah.
"Kami tidak umumkan dari sentral (pengeras suara) supaya tidak terjadi kepanikan. Wali kelas masuk memberikan informasi kepada murid agar memberikan kabar orang tua," tuturnya.
Setelah adanya peristiwa ledakan bom bunuh diri ini, Tito mengatakan pihak sekolah akhirnya memutuskan untuk meliburkan kegiatan belajar selama sepekan ini. Para siswa, kata dia akan kembali masuk pada Senin (21/5) pekan depan. Sementara, Tito menyebut para guru dan staf tetap masuk seperti biasa selama pekan ini.
"Siswanya diliburkan sampai hari Senin, masuk hari Senin langsung ujian kenaikan kelas, sementara guru dan pegawai tetap masuk," kata dia.
(osc/asa)