Jakarta, CNN Indonesia -- Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan dari penyelidikan pihaknya para terduga terorisme yang melakukan serangkaian aksi bom bunuh diri di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur, merakit bom dengan belajar melalui internet.
Jenis bom yang digunakan dalam aksi teror kali ini adalah bom pipa dengan bahan peledak triacetone triperoxide (TTATP).
"Mereka banyak belajar dari online, cara membuat TTATP online juga ada. Sementara yang kami deteksi membuatnya online," kata Tito di Mapolrestabes Surabaya, Senin (14/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tito menyebut jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) wilayah Surabaya telah memiliki keahlian untuk membuat bom pipa itu dengan belajar melalui internet. Bom yang menggunakan bahan peledak TTATP itu sangat dikenal anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Namun, Tito belum bisa mengungkap siapa sosok yang sangat ahli dalam membuat bom yang juga dikenal dengan sebutan 'the mother of satan'. Menurut mantan Kepala Densus 88 Antiteror Polri itu, saat ini pihaknya masih bekerja untuk menyelidiki.
"Mengenai teknis siapa pembuatnya dan lain-lain, nanti setelah pemeriksaan tuntas akan kami sampaikan," tuturnya.
Perketat InternetLebih lanjut, Tito meminta pemerintah untuk memperketat penggunaan internet yang berbau kegiatan terorisme. Pasalnya, kata dia hampir semua kelompok terorisme memanfaatkan internet untuk menyebarluaskan paham dan cara-cara membuat bom
"Karena banyak sekali sekarang
online-online training, website, teoritikal, dan lain-lain ya, yang masuk, yang membuat pemahaman mereka menjadi berubah dan cara membuat bom," kata dia.
"Ini (pengaturan penggunaan) medsos ini salah satunya dengan membuat MoU dengan provider. Bahkan, bila perlu digunakan juga aturan khusus," tutur Tito melanjutkan.
Tito mengatakan selain pihaknya melakukan penindakan dengan menangkap terduga terorisme, baik pemerintah maupun DPR bisa segera menggodok aturan penggunaan internet untuk mencegah penyebaran benih-benih terorisme.
Sejauh ini, lanjut Tito pihaknya telah mendeteksi terduga terorisme lainnya yang terkait dengan terduga pelaku bom bunuh diri di tiga gereja, Rusunawa Wonocolo, dan Mapolrestabes Surabaya. Menurut dia, para terduga pelaku bom bunuh diri ini masing-masing merupakan satu keluarga.
"Tiga-tiganya terkait dengan kelompok yang namanya JAD Surabaya. Ini kami lakukan pengejaran," kata Tito.
(ugo/sur)