
Keluarga Tidak Akui Jenazah Terduga Pelaku Bom Surabaya
Abi Sarwanto, CNN Indonesia | Rabu, 16/05/2018 20:26 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Keluarga pelaku terduga teror bom Mapolrestabes Surabaya disebut belum ada yang mau mengakui jenazah para pelaku yang kini masih berada di Rumah Sakit Bhayangkara.
Kepala Bidang Humas Polda Jatim Komisaris Besar Frans Barung Mangera mengatakan paman dan kakek dari pihak keluarga istri terduga teroris Tri Murtiono yang datang ke RS Bhayangkara hanya mengakui AIS (8) yang selamat dari kejadian.
"(Paman) dia mengakui AIS sepertinya, kakeknya mengakui AIS, yang lainnya (pelaku) tidak," ujar Barung di Mapolda Jawa Timur, Rabu (16/5).
Menurut Barung, sampai saat ini kepolisian masih kesulitan mengidentifikasi jenazah para pelaku bom baik di Sidoarjo maupun Surabaya karena minim data sekunder untuk pembanding, seperti DNA keluarga.
Apalagi, kata dia, pelaku merupakan satu keluarga. Dengan demikian, jika keluarga terdekat tidak mengakui jenazah pelaku bom, proses identifikasi akan sulit dilakukan.
"Apakah kita paksa ambil DNA-nya, kan, tidak," katanya.
Selain jenazah pelaku bom Mapolrestabes Surabaya, Barung mengatakan belum ada keluarga pelaku lain yang datang untuk mengambil jenazah di RS Bhayangkara. Padahal, kata dia, Polda Jawa Timur telah melayangkan pengumuman sebanyak tiga kali.
Barung menyatakan Polda Jawa Timur akan memutuskan bersama Pemerintah Kota Surabaya dan Kementerian Agama akan memutuskan memakamkan para terduga pelaku dengan ketentuan agama jika sampai hari Sabtu mendatang jenazah belum kunjung diambil.
"Kami ikuti itu semua kepolisian dengan batas waktu tujuh hari dari pengumuman akhir," katanya.
Penyerangan dengan menggunakan bom di Mapolrestabes, Surabaya, Senin (14/5), melibatkan satu keluarga yang beranggotakan lima orang.
Terduga pelaku bom yaitu Tri Murtiono sebagai kepala keluarga dan istrinya, Tri Ernawati, serta dua anak tewas seketika. Sementara, anak yang paling kecil inisial AIS (8), selamat setelah ditolong Kasat Narkoba Polres Surabaya AKBP Rony Faisal. (wis/sur)
Kepala Bidang Humas Polda Jatim Komisaris Besar Frans Barung Mangera mengatakan paman dan kakek dari pihak keluarga istri terduga teroris Tri Murtiono yang datang ke RS Bhayangkara hanya mengakui AIS (8) yang selamat dari kejadian.
"(Paman) dia mengakui AIS sepertinya, kakeknya mengakui AIS, yang lainnya (pelaku) tidak," ujar Barung di Mapolda Jawa Timur, Rabu (16/5).
Apalagi, kata dia, pelaku merupakan satu keluarga. Dengan demikian, jika keluarga terdekat tidak mengakui jenazah pelaku bom, proses identifikasi akan sulit dilakukan.
"Apakah kita paksa ambil DNA-nya, kan, tidak," katanya.
Barung menyatakan Polda Jawa Timur akan memutuskan bersama Pemerintah Kota Surabaya dan Kementerian Agama akan memutuskan memakamkan para terduga pelaku dengan ketentuan agama jika sampai hari Sabtu mendatang jenazah belum kunjung diambil.
"Kami ikuti itu semua kepolisian dengan batas waktu tujuh hari dari pengumuman akhir," katanya.
Terduga pelaku bom yaitu Tri Murtiono sebagai kepala keluarga dan istrinya, Tri Ernawati, serta dua anak tewas seketika. Sementara, anak yang paling kecil inisial AIS (8), selamat setelah ditolong Kasat Narkoba Polres Surabaya AKBP Rony Faisal. (wis/sur)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
LIHAT SEMUA
Berita Daerah Terbaru
LAINNYA DI DETIKNETWORK
TERPOPULER

Pemerintah Resmi Perpanjang PPKM Jawa-Bali Hingga 8 Februari
Nasional • 2 jam yang lalu
Polisi Tutup Kasus Pesta Raffi Ahmad
Nasional 1 jam yang lalu
Paripurna DPR Sah Setujui Listyo Sigit Jadi Kapolri
Nasional 38 menit yang lalu