Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Daerah Jawa Timur bakal menambah pengamanan di sejumlah rumah ibadah usai rentetan
teror bom di Surabaya dan Sidoarjo.
"Kami kerja sama dengan Panglima Kodam untuk patroli gabungan, terutama pada Minggu nanti, bersama unsur Banser juga untuk mengamankan gereja-gereja," kata Kapolda Jawa Timur Irjen Machfud Arifin di kantornya, Kamis (17/5).
Menurut Machfud, secara umum aktivitas masyarakat berangsur normal sejak peristiwa yang terjadi secara beruntun pada Minggu (13/5) dan Senin (14/5) lalu. Hal itu ditandai dengan hampir 20 ribu jemaah yang beribadah salat tarawih tadi malam di Masjid Agung Al-Akbar Surabaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitu pula dengan arus lalu lintas di Surabaya yang mulai kembali padat. Aktivitas perkantoran dan perdagangan juga disebut kembali normal.
Untuk itu, kata Machfud, pengamanan yang melibatkan unsur tiga pilar dari pihak kepolisian, TNI dan masyarakat akan dimulai pada Jumat dengan fokus tempat ibadah dan wilayah yang diwaspadai.
"Hari Jumat, saya sudah instruksikan kepada seluruh jajaran untuk amankan tempat-tempat ibadah dan tempat lain yang kami waspadai," katanya.
Rentetan bom mengguncang Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur. Dimulai pada Minggu (13/5), bom bunuh diri menyerang tiga gereja di Surabaya. Malam harinya, bom meledak di salah satu kamar di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo. Diduga kuat bom meledak tak sengaja saat hendak dirakit oleh pelaku.
Teror bom berlanjut keesokan harinya. Markas Polrestabes Surabaya jadi sasaran bom bunuh diri. Total 28 tewas dan 57 orang luka-luka akibat peristiwa ini.
Sedangkan, sebanyak 23 orang ditangkap Densus 88 Antiteror karena diduga berkaitan dengan rentetan teror tersebut. Empat orang di antaranya dinyatakan tewas karena diduga melawan petugas dan satu orang lainnya menyerahkan diri.
(osc/pmg)