Cerita Perekrut JAD soal Krisis Regenerasi Simpatisan ISIS

CNN Indonesia | CNN Indonesia
Sabtu, 19 Mei 2018 08:14 WIB
Dalam setiap perekrutan, kata Abu Mukafi, para kader baru biasanya akan diajak mengucap sumpah setia (baiat) kepada pimpinan ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi.
Kelompok Jemaah Anshorut Daulah menyatakan serangan yang mereka lakukan buat menarik perhatian ISIS, tetapi hanya menunjukkan keberadaan mereka di Indonesia. (REUTERS/Beawiharta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sel-sel tidur kelompok teroris mulai bangkit pascarentetan bom di beberapa daerah Indonesia. Namun hal itu tak berarti menjadi tanda geliat perkembangan jaringan kelompok teroris.

Seorang perekrut dari kelompok Jemaah Anshorut Daulah (JAD), Abu Mukafi, menyatakan saat ini kelompoknya sedang krisis generasi penerus untuk melanjutkan 'perjuangan' melawan apa yang mereka sebut 'kezaliman para thogut'.

"Kami kesulitan mencari tempat-tempat kajian. Karena statement-statement dari pemerintah untuk mengawasi tempat-tempat ibadah, orang-orang yang patut dicurigai yang menjadikan sekarang ini agak sulit mencari kader-kader baru," kata seorang  perekrut kelompok JAD, Abu Mukafi, kepada CNN Indonesia, Kamis (17/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam setiap perekrutan, kata Mukafi, para kader baru biasanya akan diajak mengucap sumpah setia (baiat) kepada pimpinan ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi. Setelah itu, mereka diperintahkan harus tunduk dan mentaati semua perintah dari pemimpin mereka di Timur Tengah. Meski saat ini ruang gerak mereka semakin sempit, Mukafi tetap yakin regenerasi tetap berjalan.

"Tidak ada kata mustahil dalam mencari pengikut. Ini janji Allah, kepada para mujahidin. Kita dalam keadaan sulit pun akan mendapat teman-teman yang menolong," ujar Mukafi.


Kelompok JAD diduga terlibat dalam peristiwa teror dalam beberapa tahun terakhir di Indonesia. Teranyar, kelompok itu melakukan diduga aksi bom bunuh diri pada tiga gereja di Surabaya, Mapolres Surabaya hingga Rusunawa Wonocolo di Sidoarjo, pada pekan lalu.

Selain di Surabaya, Mapolda Riau pun tak luput dari serangan kelompok JAD. Peristiwa itu menimbulkan korban tewas dan puluhan orang terluka. Saat ini, kepolisian maupun Densus 88 terus melakukan pemburuan untuk mencegah aksi teror lebih meluas.

Demi memenuhi janji

Mukafi menyatakan pola serangan kelompok JAD saat ini sudah berubah. Mereka tidak lagi hanya bertumpu kepada kaum lelaki, tetapi turut melibatkan perempuan dan anggota keluarga.

Menurut Mukafi, hal itu terjadi sebagai reaksi atas penanganan terorisme dilakukan di Indonesia. Penyebabnya adalah ketika lelaki yang sudah menikah memilih melakukan serangan bunuh diri, maka istrinya yang dijerat oleh aparat. Kemudian nasib anak-anaknya juga terkatung-katung karena ibu mereka dipenjara.

"Ini kesimpulan saya pribadi, mereka berinisiatif daripada istri menjadi korban, sekalian saja untuk amaliyah. Sekalian dengan anak-anak," ujar Mukafi.


Sebagai pengikut Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Mukafi menyatakan JAD selama ini belum berniat menarik perhatian pimpinan pusat ISIS dengan melakukan serangan teror. Menurut dia, hal itu hanya sebatas memenuhi janji sebagai pengikut.

"Memang kami tidak punya target yang muluk-muluk, tapi yang terpenting aksi yang mereka lakukan. Untuk eksistensi lokal saja. Selama ini kita seperti ditagih mana sumbangsihmu untuk perjuangan ini. Kewajiban kita yang ada di sini untuk melakukan amal-amal itu supaya Allah, membukakan pintu kemenangan," ujar Mukafi. (dmr/gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER