Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengungkap alasan tak ada penambahan pengamanan di Balai Kota Jakarta setelah serangkaian teror terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.
Sandi menyebut Pemprov DKI Jakarta tak ingin menambah kecemasan warga Jakarta dengan pengetatan keamanan.
"Kita tingkatkan kewaspadaan dengan lebih
alert, bukan tingkat pengamanannya yang berlebih. Takutnya akan menimbulkan kecemasan baru," ucap Sandi saat ditemui di Balai Kota Jakarta, Jumat (18/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah kota di Indonesia seperti Surabaya, Sidoarjo, dan Riau mendapat serangan teroris sejak Minggu (13/5).
Aksi teror pertama terjadi di Surabaya. Satu keluarga yang terdiri dari orang tua dan empat anaknya melakukan bom bunuh diri di tiga gereja berbeda. Pada malam harinya, sebuah bom meledak di Rusun Wonocolo, Kabupaten Sidoarjo.
Aksi bom bunuh diri berlanjut di Mapolrestabes Surabaya, pada Senin (14/5), kemudian diikuti serangan teroris di Mapolda Riau pada Rabu (15/5). Puluhan orang tewas dan terluka akibat rentetan serangan teroris itu.
Sementara berdasarkan pantauan
CNNIndonesia.com dalam beberapa hari pascateror di sejumlah wilayah itu, aktivitas di Balai Kota berjalan seperti biasa.
Tidak ada pemeriksaan berlebihan kepada orang yang keluar masuk kawasan ini.
Awak media massa pun bebas mondar-mandir. Ini berbeda dengan pengamanan di Gedung DPR, Mabes Polri, dan Mapolda Metro Jaya. Wartawan di tiga lembaga itu harus menunjukkan kartu identitas khusus dan menjalani serangkaian pemeriksaan sebelum keluar masuk.
Sandi juga menjalani aktivitas olahraga seperti biasa pagi ini. Ditemani beberapa staf, Sandi lari pagi sebelum bekerja. Dia pun memerintahkan ajudannya untuk tidak ikut karena yakin Jakarta aman.
"
Alhamdulillah aman, mudah-mudahan aman terus ke depan," tuturnya.
(wis)