Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Umum Partai Demokrat sekaligus Anggota DPR RI Sjarifuddin Hasan alias Syarif Hasan berharap saling sindir soal kebijakan antara
Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY dan
Joko Widodo alias Jokowi tidak akan mempengaruhi proses koalisi antara Partai Demokrat dengan PDI-Perjuangan.
"Ya kita harapkan tidak begitu, tidak demikian," kata Syarif Hasan sebelum memulai Rapat Pembukaan Sidang di Gedung DPR, Jumat (18/5).
Menurutnya, saling sindir antara Jokowi dan SBY itu bisa menjadikan masyarakat memahami kelemahan dan keunggulan setiap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah yang dulu dan sekarang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syarif juga mengatakan kebijakan yang dikeluarkan SBY pada saat itu terbukti bisa mengurangi jumlah kemiskinan, pengangguran, dan menaikkan pendapatan per kapita penduduk.
"Kemiskinan turun dari 17 persen menjadi 10 koma sekian. Nah penggangguran demikian turun menjadi 10 (persen), kemudian income per kapita rakyat Indonesia naik 380 persen," klaim dia.
Namun demikian, anggota Komisi I DPR ini ini tidak mau menilai bahwa pemerintahan saat ini belum berhasil. Sebab, di setiap pemerintahan ada kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Terlepas dari itu, Syarif menilai Jokowi seharusnya lebih berfokus mengenai penanganan terorisme. Semangat yang sama juga tercantum dalam cuitan SBY melalui akun pribadinya di Twitter.
Pada Selasa (15/5), SBY melalui akun pribadi media sosial Twitter menanggapi sindiran Jokowi mengenai subsidi BBM.
Diketahui, PDIP dan Partai Demokrat semakin mempertontonkan potensi koalisi jelang Pemilu 2019. Bentuknya, pertemuan antartokoh kedua partai.
(arh/gil)