Risma Tunggu Fatwa MUI soal Pemakaman Jenazah Terduga Teroris

Wishnugroho Akbar | CNN Indonesia
Jumat, 18 Mei 2018 14:23 WIB
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku belum bisa memaksa warga menerima pemakaman jenazah terduga teroris karena takut memicu gesekan.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menunggu fatwa MUI soal pemakaman jenazah terduga teroris di Surabaya. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini masih menunggu fatwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait sejumlah jenazah terduga teroris yang hendak dimakamkan di Kota Pahlawan, namun ditolak warga setempat.

Risma mengaku sudah mendengar kabar sejumlah warga di sekitar Makam Putat Gede, Jarak, Sawahan, Surabaya menolak rencana pemakaman jenazah terduga teroris di tempat pemakaman umum setempat.

Warga Putat Jaya tersebut bahkan mendatangi makam dan kembali menutup lubang pemakaman yang sudah digali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Lubang makam itu rencananya untuk mengubur jenazah terduga teroris Dita Oeprianto, ayah dari keluarga yang melakukan bom bunuh diri di GKI Diponegoro, Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel dan GPPS Jalan Arjuno, Minggu (13/5).

Dita bersama istri dan empat anaknya yang juga meninggal akibat bunuh diri, tinggal di Wisma Indah Blok K-22, Wonorejo, Rungkut, Surabaya.

"Kemarin (17/5) habis maghrib, saya ditelepon pak Kapolrestabes Surabaya. Dia menanyakan soal jenazah itu. Saya katakan tidak berani dimakamkan di Surabaya karena gesekannya besar, ada penolakan warga," kata Risma usai mengumpulkan guru agama se-Surabaya di Convention Hall Surabaya, Jumat (18/5) seperti dilansir dari Antara.

"Saya bilang ke pak kapolres, bahwa saya sudah buat surat ke MUI. Kami lagi menunggu fatwa MUI. Kalau fatwa MUI membolehkan, maka kami harus jelaskan kepada masyarakat," katanya.

Risma mengatakan saat ini pihaknya tidak berani menguburkan jenazah terduga teroris tersebut karena di Surabaya ada keluarga korban dari peledakan bom tersebut.

"Kalau sekarang saya tidak berani. Gimana dimakamkan, di sana ada keluarganya yang korban," kata Risma.

Kasus serupa juga terjadi saat seorang narapidana teroris Benny Tresno alias Abu Ibrahim tewas dalam rusuh di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, dua pekan lalu. 

Kata Kepala Desa Pandau, Firdaus Roza, jenazah Abu Ibrahim yang dimakamkan di TPU Pandau, Desa Pandau, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, pada Minggu (13/5), sempat mendapat penolakan dari warga sekitar.

"Awalnya sempat terjadi gejolak di masyarakat. Tapi kami beri masukan, bahwa kalau tidak di sini dimana lagi akan kita makamkan," ujar Firdaus seperti dikutip dari Antara.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER