Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Agama merilis daftar 200 ulama atau mubalig yang bisa dirujuk sebagai pengisi pengajian. Namun, penceramah agama dari kelompok Alumni 212 seperti Bachtiar Nasir atau Rizieq Shihab tidak masuk dalam daftar.
Dewan Penasihat Persaudaraan Alumni 212 Eggi Sudjana mengecam keputusan Menteri Agama Lukman Hakim tersebut. Menurutnya, keputusan tersebut erat kaitannya dengan muatan politik.
Padahal, kata Eggi, menteri agama kerap mengimbau untuk tidak mencampuradukkan ceramah dengan politik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu karena kepentingan politik, dia bilang kita jangan main politik tapi dia sedang berpolitik. Itu poinnya, menteri agama tidak konsisten," katanya ketika dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (18/5).
Dia juga menilai rilis ratusan mubalig itu juga bakal menimbulkan kebingungan. Misalnya, ujar Eggi, ketika penceramah agama Abdul Somad hendak berceramah tapi namanya tidak masuk dalam rekomendasi tersebut, warga bakal bingung untuk datang ke acara itu.
Abdul Somad sebelumnya dicegah datang ke Hong Kong pada Desember 2017 ketika ingin memberikan ceramah di negara tersebut. Otoritas setempat mempertanyakan pendidikan hingga keterkaitannya dengan ormas tertentu.
Penceramah itu juga sempat bertemu dengan Rizieq di Mekkah, Arab Saudi pada Januari 2018.
Sebelumnya, Kementerian Agama merilis daftar berisikan 200 nama yang bisa dirujuk agar memudahkan masyarakat yang bakal mengundang penceramah agama.
"Selama ini, Kementerian Agama sering dimintai rekomendasi mubalig oleh masyarakat. Belakangan, permintaan itu semakin meningkat, sehingga kami merasa perlu untuk merilis daftar nama mubalig," ujar Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin seperti dikutip dari situs Kementerian Agama.
Ia berharap rilis daftar nama mubalig itu bisa memudahkan masyarakat dalam mengakses para penceramah yang mereka butuhkan. Lukman menyatakan untuk tahap awal ini pihaknya baru merilis 200 daftar nama mubalig yang bisa dilihat di sini.
(asa)