Jakarta, CNN Indonesia -- Gerakan Pemuda Ansor menyebut penyerangan pada jemaah Ahmadiyah di Dusun Grepek Tanak Eat, Desa Greneng, Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai bentuk teror. Karena itu GP Ansot mengutuk keras penyerangan tersebut.
"Kami mengutuk keras tindakan teror, pengrusakan, dan pengusiran kepada warga
Ahmadiyah," kata Sekretaris Jenderal PP GP Ansor Adung Abdul Rochman dalam keterangan tertulisnya.
Apalagi, kata Adung, penyerangan tersebut dilakukan dilakukan di tengah suasana bulan suci Ramadan. Padahal Ramadan semestinya harus diisi dengan ibadah, bukan hanya menahan lapar dan dahaga saja. Ramadan juga perlu diisi dengan menjaga harmoni kehidupan, penuh dengan cinta kasih kepada sesama, jauh dari perilaku destruktif dan kebencian.
Adung meminta aparat mengusut kasus penyerangan disertai dengan perusakan delapan unit rumah tersebut. Menurutnya, massa menyerang dan merusak karena sikap kebencian dan intoleransi pada paham keagamaan yang berbeda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami meminta aparat kepolisian mengusut kasus ini. Aparat harus dapat memberikan jaminan keamanan kepada seluruh warga negara, termasuk kepada jemaah Ahmadiyah untuk melaksanakan ibadah sesuai keyakinannya masing-masing seperti amanat UUD 1945," kata Adung.
Ia khawatir jika aparat tidak bertindak tegas, maka sikap kebencian dan intoleransi pada sesama warga negara Indonesia karena perbedaan paham keagamaan akan semakin tumbuh subur.
"Jika dibiarkan justru akan menjadi pembenaran aksi kelompok radikal tersebut," kata Adung.
Penyerangan ada jemaah Ahmadiyah terjadi sejak kemarin pada tujuh kepala keluarga yang berjumlah 24 orang warga. Kemarin siang, enam rumah dan satu unit sepeda motor dirusak massa. Aksi perusakan berlanjut malam harinya di mana satu unit rumah rusak.
Satu unit rumah kembali dirusak massa pada Minggu (20/1) pagi. Total ada delapan rumah yang dirusak massa.
(sur)