Sebagian Warga Ahmadiyah Lombok Timur Mulai Kembali ke Rumah

CNN Indonesia | CNN Indonesia
Senin, 21 Mei 2018 11:26 WIB
Polisi bekerjasama dengan TNI melakukan kerja bakti memperbaiki rumah milik warga Ahmadiyah yang dirusak warga pada kericuhan akhir pekan lalu.
Rumah warga Ahmadiyah di Lombok Timur, NTB yang dirusak warga. (Foto: Dok. Istimewa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebagian warga komunitas Ahmadiyah Dusun Grepek Tanak Eat, Desa Greneng, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, mulai kembali ke rumah masing-masing usai kericuhan yang terjadi akhir pekan lalu.

Rumah-rumah penganut Ahmadiyah itu sempat dirusak oleh warga pada Sabtu (19/5) dan Minggu (29/5).

Kabid Humas Polda Nusa Tenggara Barat AKBP Komang Suartana mengatakan tak lama setelah peristiwa itu, aparat gabungan dari Polri dan TNI bahu membahu membersihkan dan memperbaiki rumah tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masyarakat Ahmadiyah ada yang kembali untuk membereskan rumah mereka. Aparat berjaga agar situasi tetap aman," ujar Suartana saat diwawancara CNN Indonesia TV.

Penyerangan terhadap komunitas Ahmadiyah di Lombok Timur diduga dilakukan oleh warga dari wilayah yang sama yang hendak mengusir komunitas tersebut dari wilayah Lombok Timur.

Peristiwa pertama terjadi pada Sabtu (19/5). Saat itu sebanyak 24 orang dari tujuh kepala keluarga diusir oleh massa. Pengusiran juga diwarnai oleh perusakan rumah dan barang-barang milik warga penganut Ahmadiyah.

Sebagian Warga Ahmadiyah Lombok Mulai Pulang ke RumahSelain rumah, warga juga merusak barang-barang lain, seperti sepeda motor milik warga Ahmadiyah Lombok. (Dok. Istimewa)
Juru bicara Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) Yendra Budiana mengatakan pada malam harinya massa kembali mendatangi rumah warga komunitas Ahmadiyah dan merusak satu rumah.

Itu terjadi meski ada penjagaan dari petugas kepolisian. Kemudian, warga kembali menyerang pada hari Minggu. Rangkaian serangan itu mengakibatkan delapan rumah rusak dan empat sepeda motor hancur.

"Target penyerang adalah meratakan seluruh rumah penduduk komunitas Muslim Ahmadiyah dan mengusirnya dari Lombok Timur," kata Yendra.

Yendra mengatakan saat ini ada seribuan anggota komunitas Ahmadiyah di Nusa Tenggara Barat yang merasa terancam.

"Data yang tercatat 1.000-an tapi mereka tak mau muncul karena merasa jiwanya terancam," kata Yendra.

Polisi sampai saat ini masih memeriksa 12 orang saksi dalam kericuhan itu. Belum ada satu pun saksi yang ditetapkan sebagai tersangka.

Suartana mengatakan kondisi di lokasi kericuhan saat ini mulai kondusif, namun aparat kepolisian bersama TNI masih berjaga-jaga. Polisi juga berkoordinasi dengan tokoh adat dan ulama setempat untuk terus menenangkan situasi. (wis/sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER