Jakarta, CNN Indonesia -- Puteri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Zanubah Ariffah Chafsoh Rahman Wahid alias Yenny Wahid meminta Kementerian Agama lebih transparan dalam mengungkap kriteria penentuan rekomendasi mubalig rujukan yang telah ditetapkan.
Direktur Wahid Institute itu juga tak menampik bahwa penentuan 200 nama dapat menimbulkan pihak-pihak yang tak dilibatkan merasa tersudutkan.
"Kemenag bisa memperjelas kepada masyarakat, indikator apa yang dipakai dalam menyusun mubalig ini. Sehingga, masyarakat bisa memberikan masukan, sesuai kriteria Kemenag," kata Yenny usai Refleksi 20 Tahun Kebangsaan di Jakarta, Senin (21/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yenny berharap rekomendasi nama ke depannya bisa merangkul lebih banyak mubalig yang baik tetap mengedepankan Pancasila. Terlebih, kata Yenny, Nahdatul Ulama (NU) memiliki ratusan ribu mubalig kompeten yang belum masuk daftar.
"Ada beberapa nama yang saya juga masih bertanya, tetapi sebagian besar memang punya track record cukup... Menurut saya, Kemenag menggunakan beberapa pertimbangan: mulai dari keilmuan, kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan sebagainya," ujarnya.
Yenny pun mengimbau agar masyarakat tidak berprasangka buruk terhadap Kemenag perihal daftar mubalig tersebut. Apalagi, sambungnya, sampai berpikir daftar yang dikeluarkan Kemenag itu adalah upaya memecah belah bangsa.
Menurutnya, Kemenag hanya berusaha untuk menjawab pertanyaan masyarakat soal sosok penceramah yang patut diikuti.
Terpisah, Kepala Biro Humas Data dan Informasi Kemenag Mastuki mengatakan daftar yang berisi 200 nama ulama atau mubalig yang dikeluarkan pihaknya merupakan usulan banyak pihak. Itu pun, sambungnya, bersifat dinamis karena bisa bertambah berkala berdasarkan usulan masyarakat.
(kid/gil)