Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Biro Humas, Informasi, dan Data Kementerian Agama Mastuki menyatakan belum ada rencana menerbitkan rekomendasi penceramah untuk agama selain Islam. Menurut Mastuki, saat ini Islam yang lebih membutuhkan rekomendasi mubalig sehingga didahulukan oleh Kemenag.
"Sampai saat ini belum ada," ucap Mastuki saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Sabtu (19/5).
Mastuki menjelaskan umat Islam memiliki kebutuhan berbeda perihal penceramah ketimbang agama lain. Umat Islam, katanya, jauh lebih banyak jumlahnya serta lebih dinamis dibanding umat agama lain di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hitung berapa banyak masjid yang menyelenggarakan kultum di bulan Ramadhan. Sejumlah itu pula kebutuhan penceramah agama Islam," kata Mastuki.
Mastuki lalu mengatakan daftar 200 penceramah diterbitkan Kemenag telah digodok sejak beberapa bulan yang lalu. Kemenag juga telah berkomunikasi dengan sejumlah ormas Islam, pengurus masjid, serta tokoh-tokoh agama.
Menurut Mastuki, Semua itu dilakukan dalam rangka merespon permintaan masyarakat yang ingin Kemenag menerbitkan rekomendasi ulama atau mubalig.
Terlebih, lanjut Mastuki, memasuki Ramadan umat Islam membutuhkan penceramah yang berlipat ganda, sebagai dampak dari kegiatan keagamaan yang juga meningkat.
"Maka, dari nama-nama penceramah yg disodorkan oleh Ormas, pengurus masjid tadi kita verifikasi dan disesuaikan dengan kriteria yang ditetapkan," ucap Mastuki.
Sejumlah nama yang masuk ke dalam daftar itu di antaranya adalah Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), Abdul Moqsith Ghozali, Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus), Emha Ainun Najib (Cak Nun), Didin Hafidhuddin, Haedar Nasir, Dahnil Anzar Simanjuntak, dan Dedeh Rosidah (Mama Dedeh).
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berharap kebijakan itu bisa memudahkan umat Islam dalam mengakses para penceramah yang mereka butuhkan. Lukman menyatakan untuk tahap awal ini pihaknya baru merilis 200 daftar nama. Dengan kata lain jumlah itu bisa berubah.
"Selama ini, Kementerian Agama sering dimintai rekomendasi mubalig oleh masyarakat. Belakangan, permintaan itu semakin meningkat, sehingga kami merasa perlu untuk merilis daftar nama mubalig," ujar Lukman.
(ayp/stu)