Jakarta, CNN Indonesia -- Meskipun sering dinilai berseberangan dengan Pemerintah,
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Gatot Nurmantyo, dan Anies Baswedan tetap berjaya sebagai calon Wakil Presiden bagi Joko Widodo alias
Jokowi pada Pemilu 2019.
"Nama AHY, Gatot atau Anies yang kita tahu kemudian sering dianggap sebagian pihak punya sisi politik berbeda dengan Jokowi, tapi tiga nama itu paling di atas untuk wakil presiden Jokowi," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya, di Jakarta, Senin (21/5).
Yunarto mengatakan tiga nama itu konsisten muncul sebagai cawapres bagi Jokowi maupun bagi Prabowo Subianto meskipun tidak selalu menjadi yang teratas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Survei yang dilakukan terhadap 2.000 responden pada 13 hingga 19 April 2018. Margin of error survei ini sebesar 2,19 persen. Survei Charta politika dilakukan pascakesiapan Prabowo untuk menjadi calon Presiden 2019.
Untuk pertanyaan terbuka tentang cawapres Jokowi, Jusuf Kalla menempati posisi teratas dengan 10,3 persen. Gatot Nurmantyo menyusul dengan raihan 8,6 persen suara, AHY mencapai 7,6 persen, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok 5,7 persen, dan Anies Baswedan 4,9 persen.
Untuk pertanyaan jenis semi terbuka soal cawapres bagi Jokowi, responden memilih AHY (11,8 persen), Gatot (11,5 persen), dan Anies (9,1 persen).
Pertanyaan semi terbuka ini hanya mencantumkan tujuh nama cawapres bagi Jokowi. Yakni, AHY, Gatot, Anies, Mahfud MD, Muhaimin Iskandar, M Zainul Madji alias Tuan Guru Bajang, Zulkifli Hasan, Airlangga Hartarto dan M. Romahurmuziy.
Menariknya, kata Yunarto, tiga nama itu juga kembali muncul dari masyarakat saat ditanyakan pendamping Prabowo Subianto. Namun untuk pendamping Prabowo, nama Anies menjadi nama yang paling banyak dipilih masyarakat.
"15,6 persen masyarakat memilih Anies, 15,1 persen masyarakat memilih Gatot dan 10,4 persen memilih Agus Harimurti menjadi pendamping Prabowo," paparnya.
(arh/sur)