Jakarta, CNN Indonesia -- Hasil survei nasional Indikator Politik Indonesia (Indikator) menunjukkan elektabilitas petahana
Joko Widodo di Jawa Tengah mengungguli Ketua Umum Gerindra
Prabowo Subianto.
Sebanyak 74 persen dari 820 responden warga Jawa Tengah akan memilih Jokowi dalam
pemilihan presiden (pilpres) 2019. Sedangkan sebanyak 19 persen responden mendukung Prabowo.
Berdasarkan hasil survei sebelumnya pada September 2017 di Jateng, dukungan suara Jokowi meningkat dari 72 persen menjadi 74 persen. Sedangkan dukungan suara Prabowo menurun dari 24 persen menjadi 19 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lumbung suara Jokowi memang di Jateng. Berdasarkan hasil survei, Jokowo mengungguli Prabowo sebanyak 50 persen lebih," kata peneliti Indikator Kuskridho Ambardhi di kantor Indikator Politik Indonesia, Cikini, Jakarta, Senin (21/5).
Berdasarkan hasil survei, sebanyak 70 persen responden cukup puas dan 13 persen sangat puas dengan kinerja Jokowi sebagai presiden sejak dilantik pada 20 Oktober 2014 lalu. Hanya 15 persen tidak puas dan 1 persen tidak puas sama sekali dengan kinerja pemerintahan Jokowi.
"Secara keseluruhan 83 persen puas dengan kinerja Jokowi. Sebanyak 16 persen tidak puas dengan Jokowi," ujar Kuskridho.
Sementara itu, hasil survei Indikator menunjukan dari 74 persen responden yang mendukung Jokowi di Pilpres 2019, sebanyak 80,3 persen mendukung pasangan Calon Gubernur-Wakil Gubernur Jateng Ganjar Pranowo-Taj Yasin.
Keterkaitan dukungan ini menurut Kuskridho disebabkan oleh Ganjar dan Jokowi sama-sama didukung oleh PDI Perjuangan sebagai partai utama.
"Berdasarkan survei, di Jateng sebanyak 39,4 persen responden mendukung anggota DPRD fraksi PDIP. Sedangkan 38,9 persen mendukung anggota DPR fraksi PDIP. Angka ini mengunguli suara dukungan partai lainnya," kata Kuskridho.
Hasil survei Indikator juga menunjukan 83 persen responden yang menyatakan puas terhadap kinerja Presiden Jokowi, mendukung mendukung pasangan Ganjar-Yasin.
Sebanyak 76,3 persen dari 83 persen responden memberikan dukungan ke Ganjar-Yasin, kemudian sebanyak 18,7 persen memberi dukungan ke pasangan cagub-cawagub nomor urut dua Sudirman Said-Ida Fauziyah.
"Mayoritas dari mereka yang puas atau sangat puas terhadap kinerja Joko Widodo sebagai kepala pemerintahan juga memberikan dukungan terhadap pasangan Ganjar Pranowo dan Taj Yasin," kata Kuskridho
Survei dilaksanakan pada 12-21 Maret 2018 terhadap 820 esponden yang dipilih dengan metode multistage random sampling. Responden dalam survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang berdomisili di Jawa Tengah.
Responden survei ini telah cukup umur memiliki hak pilih, yakni berumur 17 tahun atau lebih. Toleransi kesalahan +- 3,5 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Ganjar Komentari Sudrajat-SyaikhuGubernur Jawa Tengah
Ganjar Pranowo menilai bahwa urusan Pilpres di tahun yang akan datang lebih baik tidak dicampurkan dengan momentum Pilkada serentak yang akan dilangsungkan 27 Juni mendatang.
Hal ini menanggapi pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur
Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) yang mengkampanyekan dan membentangkan kaos
#2019GantiPresiden dalam debat kedua calon Pilgub Jabar 2018.
"Ya itu terserah dia, tapi kalau saya sebaiknya pilgub ya pilgub, pilpres ya pilpres begitu ya, menurut saya akan lebih baik," kata Ganjar saat ditemui di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Senin (21/5).
Ia kemudian bercerita tentang pengalamannya di Jateng, ketika ada seseorang yang menggunakan kaos bertuliskan #2019GantiGubernur mengajaknya berswafoto.
Menurut Ganjar, penggunaan slogan-slogan politik seperti itu tidak menjadi masalah, asalkan pemerintah terus mengedukasi masyarakat agar nantinya dapat memilih pemimpin atas dasar-dasar yang baik.
"Sehingga nanti di akhirnya [masyarakat] bisa menentukan sikap dengan kecerdasan-kecerdasan berbasis program, berbasis nalar-nalar yang baik," tutur Ganjar.
Dalam debat kedua Pilgub Jabar yang berlangsung di Balairung Universitas Indonesia, Depok, Senin lalu (14/5), pasangan Sudrajat-Syaikhu diduga mengampanyekan slogan serta kaus bertuliskan #2019GantiPresiden di tengah pernyataan penutupnya.
Bawaslu Jabar menyatakan pasangan calon nomor urut empat itu melanggar ketentuan tata tertib kampanye pada debat kedua Pilgub Jabar.
(dal)