Jakarta, CNN Indonesia -- Hasil lembaga survei Indo Barometer menunjukan program
Nawacita yang digagas pemerintahan
Joko Widodo-
Jusuf Kalla masih belum banyak diketahui masyarakat.
Direktur Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan hal tersebut diketahui dari jawaban responden terhadap program Nawacita. Sebesar 37,6 persen responden menyatakan mengetahui dan sebesar 58,2 persen tidak pernah mengetahui.
"Ternyata yang kurang sosialisasi bukan cuma
Asian Games tapi juga Nawacita. Ini memprihatinkan menurut kami, karena dalam waktu kurang 3 bulan menjelang kampanye, yang tahu Nawacita cuma 37 persen aja," kata Qodari di Jakarta, Selasa (22/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara umum, tingkat kepuasan program Nawacita Jokowi juga hanya berkisar 39,4 persen. Sedangkan responden yang tidak puas sebanyak 20 persen dan tidak tahu 40,6 persen.
Sedangkan, dari aspek tingkat kepuasan kinerja pemerintahan Jokowi-JK sebanyak 65,1 persen responden menyatakan puas dan 32 persen menyatakan tidak puas.
Adapun lima alasan utama responden puas adalah pembangunan infrastruktur yang meningkat, banyak pencapaian, bantuan bagi rakyat kecil, kinerjanya bagus dan kebijakannya tegas.
Sedangkan lima alasan responden yang tidak puas adalah karena faktor harga sembako yang belum stabil, lapangan pekerjaan masih terbatas, banyak tenaga kerja China, kemiskinan dan kesenjangan serta masih banyak korupsi.
"Dan menarik buat kita ksrena banyak tenaga kerja china menjadi tiga besar jawabannya sebesar 10 persen dan isu ini beredar di masyarakat," katanya.
Dengan demikian, kata dia, sebanyak 55,5 persen responden menginginkan kembali Jokowi untuk menjadi Presiden periode 2019-2024, sebanyak 30,2 persen tidak menginginkan dan 14,3 persen tidak menjawab.
"Yang tidak mau Jokowi memimpin kembali, alasan nomor satu karena ekonomi masih labil," katanya.
Survei nasional Indo Barometer dilaksanakan pada 15 - 22 April 2018. Metode yang digunakan adalah multistage random sampling dengan 1.200 responden.
Sedangkan margin of error sebesar lebih kurang 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner.
(dal/gil)