Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme (BNPT) Suhardi Alius menyatakan dirinya langsung berangkat ke Suriah dan Turki guna membahas pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) yang diduga berafiliasi dengan ISIS.
"Saya berangkat ke sana minta tolong diinformasikan lebih awal supaya saya tahu. Kan enggak dikasih tahu, tahu-tahu belakangan sudah masuk Indonesia, pintunya banyak," ucap Suhardi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/5).
Ia mengatakan andai diinformasikan lebih awal, maka jajarannya dapat mendeteksi dan bersiap lebih awal terutama untuk deradikalisasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu disampaikan menyikapi kembalinya keluarga ke Indonesia akibat dideportasi otoritas Turki. Keluarga itu ditangkap aparat Turki ketika hendak menuju Suriah dengan tujuan jihad.
Akibatnya, pimpinan keluarga itu mendoktrinasi kepala keluarga, pelaku teror di Surabaya beberapa waktu lalu.
Suhardi pun menyatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo guna memonitor WNI yang kembali dari Turki.
"Agar dimonitor di mana mereka tinggal, bergaul. Jangan sampai lepas, karena saya tidak yakin dalam satu bulan sudah radikal," tuturnya.
Selan itu, Suhardi menyambut baik kemungkinan besar revisi UU Tindak Pidana Terorisme sah Jumat mendatang (25/5). Ia menilai hal itu dapat membantu jajarannya mendeteksi lebih cepat terduga teroris terutama yang bakal jihad ke Suriah.
"Bisa kami investigasi. Jadi mereka akan berpikir dua kali kalau akan berangkal. Kami bisa tanya ngapain di sana," Suhardi menegaskan.
(kid)