Kelompok Teroris Dinilai Tak Bisa Disusupi Intelijen

SAH | CNN Indonesia
Rabu, 23 Mei 2018 08:00 WIB
Benny J. Mamoto mengatakan kelompok teroris sudah siap untuk tak bisa disusupi intelijen. Kalaupun ada yang menyusup, hanya sampai di bagian terluar kelompok.
Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (UI) Benny J Mamoto menilai kelompok teroris tidak bisa ditembus oleh intelijen.

Menurutnya, petinggi teroris itu akan langsung mengetahui apabila kelompoknya disusupi intelijen. Bahkan biasanya pemimpin teroris malah membiarkan kelompoknya disusupi oleh intelijen.

Meski demikian, kata Benny, intelijen tersebut tidak bisa masuk ke lingkaran paling dalam kelompok teroris. Intelijen biasanya hanya bisa sampai pada bagian terluar kelompok teroris sehingga tidak mengetahui rencana aksi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Jadi mereka sudah siap untuk tidak bisa disusupi," kata Benny di kawasan Menteng, Jakarta Selasa (22/5).

Ia bercerita saat masih aktif sebagai anggota Polri, ada dua anggotanya yang mencoba menyusup ke kelompok teroris. Namun keduanya ketahuan kemudian kabur.

Kelompok teroris tersebut, kata Benny, sulit disusupi karena tingkat kewaspadaannya tinggi. Mereka berkaca dari penanganan kelompok teroris di masa Orde Baru.

Selain itu pola perekrutan yang rapi membuat kelompok tersebut semakin sulit untuk disusupi intelijen. Ia menyebut kelompok teroris yang termasuk rapi dalam perekrutannya adalah Jamaah Islamiah, Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT).


Saking sulitnya, ia menilai tidak mungkin ada satu atau dua oknum intelijen yang mampu menyusup ke kelompok teroris dan memberi pengaruh untuk menggerakkan skenario teror.

"Segala upaya menyusup itu tidak bisa karena sudah ekstra waspada belajar dari pengalamanan penanganan di era Orde Baru. Memang jaringan teroris yang pola rekrutmennya rapi sulit disusupi," kata mantan Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional ini.

Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab pernah menyebut mantan narapidana terorisme Sofyan Tsauri adalah anggota Korps Brimob yang menciptakan bibit teroris. Video itu viral di media sosial dalam beberapa hari terakhir.

Dalam sebuah video berdurasi 5 menit 35 detik, Rizieq mengatakan Sofyan pernah melatih sejumlah anggota FPI menembak di Markas Korps (Mako) Brimob Polri di Kelapa Dua, Depok Jawa Barat.


Menurut Rizieq, anggota FPI itu kemudian dikirim ke Aceh serta dipersenjatai, lalu diciduk aparat dan Sofyan pun menghilang.

Terkait hal ini Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto membantah. Menurutnya, Sofyan tidak pernah bertugas di Korps Brimob, tapi di satuan Sabhara dan Binmas Polres Depok. (pmg/sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER