Hindari Macet, Menhub Minta Masyarakat Mudik H-7

Bimo Wiwoho | CNN Indonesia
Jumat, 01 Jun 2018 04:29 WIB
Kemenhub meminta masyarakat untuk mudik tujuh hari sebelum lebaran atau H-7 demi menghindari kemacetan pada puncak arus mudik yang diprediksi terjadi pada H-1.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, di kantor Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta, Kamis (31/5). (CNN Indonesia/Bimo Wiwoho)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengimbau masyarakat agar mudik pada tujuh hari sebelum lebaran 2018 atau H-7. Tujuannya, menghindari puncak arus mudik.

Menurut Budi, hal itu memungkinkan dilakukan karena masyarakat sudah memasuki masa libur atau cuti bersama.

"Kan sudah libur. H-7 bisa, H-6, atau H-5," katanya, di Kantor Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta, Kamis (31/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diketahui, Idul Fitri tahun akan jatuh antara 15-16 Juni. Dengan demikian, merujuk dari penuturan Budi, masyarakat sebaiknya mudik pada tanggal 9 Juni.

Budi memprediksi puncak arus mudik tahun ini akan jatuh pada H-1 dan H-2 hari raya Idul Fitri. Prediksi itu diambil berdasarkan riset yang dilakukan Kemenhub. Atas dasar itulah Budi menyarankan masyarakat mudik pada H-7 hari raya Idul Fitri.

"Kami menganjurkan supaya pemudik melakukan mudiknya lebih awal," katanya.

Jelang masa mudik, Budi mengatakan Kemenhub sudah melakukan persiapan terutama dalam aspek moda transportasi publik. Sejauh ini, kata Budi, pengadaan dan pelayanan sarana kereta sudah berjalan dengan baik.

Namun, dia ingin ada peningkatan kapasitas dan kualitas di jalur transportasi udara. Misalnya, penambahan jadwal penerbangan untuk tujuan kota-kota favorit seperti Medan, Surabaya, dan Ujung Pandang.

"Bandara-bandara kecil juga harus beroperasi sampai jam 24.00 WIB," katanya.

Budi mengatakan Kemenhub juga sudah memprediksi peningkatan jumlah moda transportasi yang digunakan untuk mudik pada tahun ini.

Menurutnya, pemudik yang menggunakan jalur udara meningkat sekitar 9 persen. Kemudian, mobil meningkat sekitar 16 persen dan peningkatan sepeda motor mencapai 33 persen.

"Motor itu kita harap jangan digunakan," tandas Budi. (arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER